Bantu UMKM, Pemerintah Inggris Suntik Rp 9,5 M untuk Eks Lokasi Prostitusi Dolly

23 Juni 2023 7:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
UMKM yang ada di kawasan eks prostitusi, Dolly, Kecamatan Putat Jaya, Surabaya, Jawa Timur. Foto: Dok. KemenkopUKM
zoom-in-whitePerbesar
UMKM yang ada di kawasan eks prostitusi, Dolly, Kecamatan Putat Jaya, Surabaya, Jawa Timur. Foto: Dok. KemenkopUKM
ADVERTISEMENT
Kampung Dolly dalam sejarahnya dianggap sebagai pusat prostitusi terbesar di kawasan Asia Tenggara sebelum akhirnya pemerintah melakukan penertiban dan penutupan pada tahun 2014. Pemerintah kini fokus mengembangkan UMKM di Dolly untuk menjadi tulang punggung ekonomi di sana. Hal ini mendapat dukungan dari pemerintah Inggris.
ADVERTISEMENT
Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, mengatakan bantuan yang diberikan Pemerintah Inggris dalam mengembangkan kawasan Dolly menelan anggaran hingga 500 ribu poundsterling atau setara Rp 9,57 miliar.
"Investasi ini penting mendukung Pemkot Surabaya dan saya senang melihat perubahan besar yang terjadi hari ini. Kami berharap, program ini akan terus berlanjut, sebagaimana saya sebut, proyek ini perlu ide baru dalam pengembangan UMKM dan Pemerintah untuk menyelesaikan transformasi yang belum selesai di Dolly," kata Jenkins dalam rilis resmi, dikutip Jumat (23/6).
Keputusan pemerintah menutup industri prostitusi di Dolly 2014 silam didasari karena pertimbangan realitas praktik perdagangan manusia, eksploitasi perempuan dan anak di bawah umur, serta kompleksitas penyebaran penyakit menular seksual.
Seorang warga memproduksi sendal hotel di kawasan eks prostitusi, Dolly, Kecamatan Putat Jaya, Surabaya, Jawa Timur. Foto: Dok. KemenkopUKM
Namun di sisi lain, dampak perekonomian lokal sempat terkena imbas dari penutupan tersebut karena banyak penduduk lokal yang bergantung pada industri turunan ini sebagai sumber pendapatan utama mereka. Banyak penduduk Putat Jaya Surabaya sempat kehilangan pekerjaan dan 18 persen di antara mereka masih hidup di bawah garis kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Smesco Indonesia dan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia berkolaborasi mengembangkan Future Cities (Kota Masa Depan) di Dolly, Kecamatan Putat Jaya, Surabaya, yang berfokus pada strategi pengembangan UMKM masa depan yang berkelanjutan.

Dukungan Kementerian Koperasi dan UKM

MenkopUKM Teten Masduki mengatakan sinergi dan kolaborasi program kota masa depan ini sebagai titik awal dalam mewujudkan perkembangan untuk para pelaku UMKM. Menurut Teten, hal ini mampu mengubah kawasan prostitusi menjadi kawasan industri yang produktif.
"Terbukti sampai hari ini perubahan itu nyata dirasakan oleh masyarakat Dolly. Dengan cepat mereka beradaptasi menghadirkan produk usaha. Kurang lebih 11 UKM yang telah melahirkan inovasi yang kreatif," ujar MenKopUKM.
Produksi sendal di kawasan eks prostitusi, Dolly, Kecamatan Putat Jaya, Surabaya, Jawa Timur. Foto: Dok. KemenkopUKM
Agar proyek pengembangan kawasan prostitusi menjadi pusat ekonomi kreatif ini berlanjut, Menteri Teten meminta Pemkot Surabaya terus melakukan pendampingan, serta penyerapan produk-produk hasil kreasi masyarakat Dolly seperti di sektor industri perhotelan dan pariwisata.
ADVERTISEMENT
"UMKM Dolly juga sudah membentuk koperasi akan terus kami konsolidasikan lewat koperasi scaling up. KemenKopUKM juga punya pembiayaan untuk koperasi, mereka yang bergabung dengan koperasi akan terus dibina dan difasilitasi dari sisi pembiayaan. Produknya dipasarkan lewat serapan program Pemerintah membeli produk dalam negeri sebesar 40 persen," ujarnya.