Berminat Jadi Pilot Garuda Indonesia, Ini Syaratnya

10 September 2018 17:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pelatihan calon pilot di Garuda Indonesia Training Centre (GITC), Jakarta Barat. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pelatihan calon pilot di Garuda Indonesia Training Centre (GITC), Jakarta Barat. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
ADVERTISEMENT
Penerbang pesawat komersial bisa dibilang profesi yang cukup diidamkan banyak orang. Bagaimana tidak, gaji puluhan juta serta tawaran jalan-jalan ke berbagai negara menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian orang.
ADVERTISEMENT
Vice President Learning and Development Garuda Indonesia Training Center (GITC) Martunis menjelaskan proses pendaftaran untuk menjadi pilot Garuda Indonesia.
Untuk menjadi seorang pilot, peserta pada proses awal wajib mendaftar dan menjalani pendidikan di sekolah penerbangan (Flaying School) selama 1 tahun hingga 1,5 tahun. Di sini, calon pilot akan memiliki sertifikat resmi seperti Commercial Pilot Licence (CPL) dan Instrument Rating (IR). Flying School ini biasanya bagi mereka yang telah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA).
Setelah mendapat sertifikat resmi tersebut, calon penerbang bisa mencoba untuk mencari informasi ke maskapai yang sedang mencari pilot. Martinus mencontohkan seperti Garuda Indonesia misalnya, perseroan turut membuka peluang bagi anak-anak alumni sekolah penerbangan.
Pada tahap selanjutnya, calon pilot akan melewati beberapa tahapan seleksi, mulai dari kesehatan, tes tulis, tes Bahasa Inggris, psikotest, ethic test dan pantauan akhir.
Pesawat Garuda (Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Garuda (Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Selama tahapan seleksi, semuanya berada di GITC untuk mengikuti seluruh proses hingga akhir. Pada saat proses itu, peserta akan diberikan pilihan pesawat model apa yang ingin dikemudikan, seperti Airbus 320 atau Boeing 737.
ADVERTISEMENT
"Kalau semuanya berjalan sesuai schedule enggak ada halangan. Itu antara 5 bulan sudah selesai," ucapnya saat ditemui di GITC, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (10/9).
Meski demikian, Martunis menjelaskan kebutuhan pilot setiap tahunya tidak menentu. Hal tersebut dipengaruhi oleh adanya penambahan pesawat baru, atau adanya faktor lain.
"Butuh ada plan katakanlah pakai untuk (Boeing) 737 rasionya 1 pesawat butuh set crew kan 10 pilot kalau kita misalnya ada 80 pesawat 80 kali 5 sekitar 400 orang," pungkasnya.