Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bio Farma Siap Produksi 23 Juta Dosis Vaksin Indovac di Tahap I untuk Booster
18 Oktober 2022 19:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury memastikan PT Bio Farma (Persero) sudah siap menggenjot produksi vaksin Indovac untuk menangani COVID-19. Apalagi, kata Pahala, Bio Farma merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia yang memproduksi vaksin .
ADVERTISEMENT
"Jadi kesiapan produksi kita di Indovac memang secara kapasitas cukup besar, kita kemampuan kita total untuk produksi vaksin per tahun sampai 3 miliar dosis. PT Biofarma itu produksi vaksin terbesar kelima di dunia," kata Pahala saat penutupan acara State Owned Enterprises (SOE) International Conference di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Selasa (18/10).
Pada tahap pertama, Biofarma akan memproduksi sekitar 23 juta dosis vaksin Indovac. Apabila diminati, Biofarma bakal memproduksi hingga 40 juga dosis vaksin Indovac.
"Khusus Indovac, tahap pertama kita akan produksi 23 juta dosis untuk program booster pemerintah, tapi seandainya demand-nya yang cukup besar kita hanya yakin sampai 40 (juta) tapi totalnya kami bisa menyiapkan sampai 120 juta dosis per tahun kalau memang demand-nya," ujar Pahala.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berharap vaksin Indovac menjadi langkah awal agar Indonesia bisa mandiri dan berdaulat di bidang kesehatan. Ia juga menyebut pemerintah akan terus mendorong kerja sama global dengan perusahaan farmasi luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Seperti kemarin yang ditandatangani juga di Inggris dengan Profactor, jadi mirip seperti tentu yang kita lakukan seperti hari ini kita kerja sama RnD-nya, tapi tentu dengan lisensi mereknya punya kita dan memproduksi di kita," kata Erick di PT Biofarma, Bandung, Kamis (13/10).
Erick mengungkapkan, kerja sama yang disepakati dengan Profactor adalah untuk vaksin hemofilia (kekentalan darah). Menurutnya, kerja sama ini dibutuhkan supaya Indonesia bisa mengantisipasi pandemi atau penyakit-penyakit yang mungkin muncul di masa depan. Selain itu, kerja sama tersebut juga akan menjadikan Indonesia hub produksi vaksin dunia.