Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bocoran Merger Pelindo: Berubah Jadi PT Pelabuhan Indonesia, Valuasi Rp 120 T
22 Maret 2021 14:50 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir berencana menggabungkan atau merger PT Pelindo I (Persero), PT Pelindo II (Persero), PT Pelindo III (Persero), dan PT Pelindo IV (Persero) menjadi satu perusahaan.
ADVERTISEMENT
Untuk memuluskan rencana ini, Erick merombak sejumlah direktur dan direktur utama keempat BUMN pelabuhan itu pada pekan lalu. Salah satunya Dani Rusli Utama, yang diberhentikan dari jabatannya sebagai Direktur Utama Pelindo I.
Berdasarkan data yang dihimpun kumparan, dengan rencana merger ini, nantinya tidak ada lagi Pelindo I hingga Pelindo IV. Keberadaan keempat perusahaan ini akan dilebur menjadi satu perusahaan bernama PT Pelabuhan Indonesia (Persero).
Dengan peleburan ini juga mengubah rencana awal yang tadinya bakal dibentuk Holding BUMN Layanan Kepelabuhan seperti dalam Rencana Strategis Kementerian BUMN 2020-2024. Merger dipilih karena bisnis utama keempat Pelindo sama, sehingga opsi ini dianggap yang ideal.
"Jadi tidak ada sistem holding, tapi merger. Nama barunya nanti PT Pelabuhan Indonesia. Perubahan ini secara hukum (ditargetkan selesai) kuartal III 2021 dengan valuasi hampir Rp 120 triliun," kata seorang petinggi di Kementerian BUMN yang mengetahui rencana merger ini kepada kumparan, Senin (22/3).
ADVERTISEMENT
Selain perombakan sejumlah direktur, saat ini Kementerian BUMN dan keempat BUMN juga tengah menyelesaikan urusan keuangan masing-masing perusahaan. Termasuk utang yang dimiliki dengan merekrut konsultan dari dalam dan luar negeri.
"Prinsipnya Kementerian Perhubungan sudah setuju. Pak Budi Karya (Menteri Perhubungan) sudah berkirim surat ke Pak Erick Thohir untuk beri restu Tapi memang ke DPR belum (minta restu)," ucap sumber tersebut.
Proyeksi valuasi dari merger ini cukup besar karena aset yang dimiliki keempat perusahaan juga banyak. Dengan skema merger, nantinya bisnis kepelabuhan BUMN akan dibagi-bagi sesuai intinya.
Sebagai contoh, peti kemas akan memiliki manajemen sendiri, begitupun bisnis non peti kemas. Pelayanan kelautan (marine services) juga akan dibikin manajemen tersebut.
"Sederhananya, akan dibentuk subholding-subholding seperti di Pertamina. Nanti subholding ini yang kemungkinan IPO (melantai di bursa saham). Sementara PT Pelabuhan Indonesia 100 persen punya negara," terangnya.
ADVERTISEMENT
Mengenai adanya subholding atau manajemen per sektor bisnis dalam rencana merger ini pernah diungkapkan Arif Suhartono pada Januari 2021. Kala itu, Arif masih menjabat sebagai Direktur Utama Pelindo II.
Menurut Arif, berdasarkan kajian Kementerian BUMN, opsi merger menjadi solusi agar tidak ada lagi entitas bisnis dari keempat Pelindo. Sebab, 80 persen pengguna (customer) dari keempat Pelindo kemungkinan sama.
"Setelah itu akan dibentuk klaster servis pelabuhan. Nanti peti kemas akan dikontrol jadi satu se-Indonesia. Non peti kemas juga. Artinya resources dari masing-masing lebih mudah," kata Arif dalam acara IMC: Masa Depan Pelabuhan Indonesia di YouTube Kementerian BUMN.