Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bos Pertamina: Keuangan Kami Masih Sangat Kuat
1 Agustus 2018 20:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Dua pekan lalu, publik mempertanyakan kondisi keuangan PT Pertamina (Persero) saat ini setelah bocornya surat Menteri BUMN Rini Soemarno yang memberikan persetujuan kepada Pertamina menjual aset-aset perusahaan .
ADVERTISEMENT
Surat dengan judul hal ‘Persetujuan Prinsip Aksi Korporasi untuk Mempertahankan Kondisi Keuangan PT Pertamina (Persero)’ itu ditandatangani Rini pada 29 Juni 2018.
Belum lagi, saat ini harga minyak dunia tengah naik, sementara harga BBM jenis Solar dan Premium ditetapkan tak naik hingga 2019 dan Pertamina harus terus menjalankan Program BBM Satu Harga. Di sisi lain, subsidi BBM tidak ditambah.
Meski demikian, Plt Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, keuangan perusahaan hingga saat ini dalam keadaan baik-baik saja. Dia bilang, dengan berbagai tugas yang diemban Pertamina, termasuk mengelola blok-blok terminasi, kondisi keuangannya masih kuat.
Sebagai contoh, di Blok Rokan Pertamina berani memberikan Signature Bonus atau bonus tanda tangan sebesar USD 748 juta alias sekitar Rp 11,3 triliun. Dana itu berasal dari kas perusahaan.
ADVERTISEMENT
“Dengan kita memberikan komitmen pembayaran bonus Blok Rokan USD 784 juta, ini semuanya dari dalam Pertamina sendiri. Sebetulnya ini sudah jelas bahwa keuangan Pertamina masih sangat kuat,” kata Nicke saat ditemui di Wisma Antara, Rabu (1/8).
Nicke bilang, pengelolaan blok-blok terminasi oleh Pertamina akan mendatangkan keuntungan juga untuk pemerintah. Sebagian besar uang itu juga akan masuk ke return earning yang akan menambah kapasitas investasi dari Pertamina.
Ditambah lagi, pemerintah akan membayar utang ke Pertamina. Salah satunya utang subsidi 2016-2017 sebesar Rp 20 triliun. Dengan begitu, cashflow perusahaan pun makin kuat.
“Piutang terbesar dari subsidi sebagian besar sudah kita lakukan. Settlement Rp 20 triliun akan segera dibayarkan ke Pertamina. Kami sehat-sehar saja, kami akan banyak lakukan investasi,” jelasnya lagi.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi keuangan diklaim masih fit, Nicke menyatakan akan menambah investasi juga di hilir migas. Tujuannya agar BBM dan LPG semakin luas masuk daerah-daerah, murah, dan terjangkau.
“Infrastruktur hilir kita akan bangun terminal LPG konversi di Indonesia timur, dari minyak ke LPG kita akan bangun pipa Rp 36 triliun. Ada 29 proyek totalnya. Ini yang segera (dilakukan) agar bisa turunkan biaya logistik,” tutupnya.