BP dan Shell Kompak Turunkan Harga BBM, Ternyata Ini Penyebabnya

3 Agustus 2022 8:36 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo SPBU BP. Foto: REUTERS/Toby Melville
zoom-in-whitePerbesar
Logo SPBU BP. Foto: REUTERS/Toby Melville
ADVERTISEMENT
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU swasta asing mulai dari BP-AKR hingga Shell di Indonesia mengalami penurunan. Hal ini berlaku untuk jenis gasoline maupun gasoil untuk mesin diesel.
ADVERTISEMENT
Shell menurunkan harga seluruh produk BBM-nya per 1 Agustus 2022, yaitu Shell Super (RON 92), turun dari Rp 18.500 menjadi Rp 17.300-17.400 per liter, Shell V-Power (RON 98) dari Rp 19.990 menjadi Rp 18.300-18.400 per liter.
Kemudian Shell V-Power Diesel (CN 51) dari Rp 21.870 menjadi Rp 19.280 per liter, BBM Shell Diesel Extra turun menjadi Rp 19.000-19.250 per liter, serta BBM Shell V-Power Nitro+ dari Rp 21.280 menjadi Rp 18.520 per liter.
Penurunan juga terjadi pada BBM milik BP, seluruh produknya mengalami penurunan harga yakni BP 90 dari Rp 17.850 menjadi Rp 17.195 per liter, BP 92 dari Rp 17.990 menjadi Rp 17.315 per liter.
Lalu BP 95 dari Rp 19.990 menjadi Rp 18.310 per liter, serta BP Diesel dari Rp 21.900 menjadi Rp 19.650 per liter.
ADVERTISEMENT
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menjelaskan penyebab penurunan BBM milik swasta asing lantaran mulai melandainya rata-rata harga minyak dunia selama Juli 2022, termasuk Indonesia Crude Price (ICP).
"Hal ini bisa dilihat saat nanti ICP Juli 2022 diumumkan pemerintah. Perkiraan saya akan turun dari ICP Juni 2022 yang mencapai USD 117.62 per barel-nya," katanya saat dihubungi kumparan, Selasa (2/8).
Ilustrasi SPBU Shell Foto: Sena Pratama/kumparan
Lanjut Mamit, formula penentuan harga BBM umum atau swasta mengacu kepada Kepmen ESDM No 62/2020, harga ditetapkan oleh badan usaha dengan acuan harga rata-rata Mean of Platts Singapore (MOPS/argus) yang mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
"Hal ini yang menyebabkan kenapa harga BBM Umum cenderung fluktuatif dan mengikuti harga minyak dunia," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia memprediksi tren harga BBM umum ke depannya akan tetap berfluktuasi, seiring dengan tensi geopolitik antara Rusia dengan Ukraina yang tak kunjung selesai.
Kondisi ini, menurut Mamit, diperparah oleh embargo Rusia oleh AS dan Uni Eropa serta sekutunya semakin menambah ketidakpastian harga minyak dunia. Belum lagi faktor resesi ekonomi di beberapa negara menjadi pertimbangan pasar terhadap harga minyak dunia.
"Yang pasti, menurut analisa kami harga minyak dunia tahun ini akan tetap berada rata-rata di atas USD 100 per barel-nya," pungkasnya.