BPH Migas: Realisasi Pertalite Capai 31 Persen Sepanjang Januari-April 2024

27 Mei 2024 15:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina pastikan stok Pertalite dan Solar aman. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina pastikan stok Pertalite dan Solar aman. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) membeberkan data realisasi penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) dan Jenis BBM Tertentu (JBT).
ADVERTISEMENT
Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, menuturkan hingga April 2024, penyaluran JBKP Pertalite telah mencapai 10 juta KL, 31,63 persen dari kuota yang telah ditentukan pemerintah yaitu 31,6 juta KL.
“Sampai April, realisasi JBKP 10 juta KL atau 31,63 persen dari kuota yang dialokasikan 31,6 juta KL,” kata Erika dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (27/5).
Sementara, untuk JBT pada periode yang sama, BPH Migas telah menyalurkan sebanyak 5,57 juta KL atau setara dengan 30,12 persen dari kuota yang telah ditentukan sebanyak 18,49 juta KL.
“Adapun rincian realisasi JBT tersebut yaitu minyak solar 5,40 juta KL dan minyak tanah 0,17 juta KL,” jelas Erika.
ADVERTISEMENT
Erika juga membeberkan proyeksi volume JBKP dan JBT yang akan digelontorkan pemerintah pada 2025. Erika bilang, pihaknya telah bersurat kepada Kementerian Keuangan terkait parameter penghitungan subsidi JBT dan LPG gas LPG Tabung 3 kg, serta kompensasi BBM untuk penyusunan outlook Tahun Anggaran (TA)2024, Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, dan Medium Term Budget Framework (MTBF) TA 2026-2029.
“Sesuai yang tercantum dalam surat tersebut, proyeksi rentang volume JBT dan JBKP 2025 adalah untuk minyak solar sebesar 18,33 hingga 19,44 juta KL, minyak tanah 0,514 sampai 0,546 juta KL, (dan) Pertalite 31,33-33,23 juta KL,” kata Erika.
“Adapun penghitungan penentuan batas bawah proyeksi volume minyak solar, minyak tanah, dan pertalite menggunakan model statistik regresi dengan data historis konsumsi BBM dan parameter PDB per kapita, serta asumsi pertumbuhan ekonomi 2025,” jelas Erika.
ADVERTISEMENT