Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan, setelah mengalami deflasi yang cukup dalam pada April-Mei 2024, komoditas beras perlahan mengalami inflasi pada dua bulan terakhir.
Naiknya harga beras menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi Juli 2024. Tingkat inflasi beras pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,94 persen dengan andil terhadap keseluruhan inflasi nasional mencapai 0,04 persen.
"Pada Juli 2024, inflasi beras terjadi di 25 provinsi. Ini menunjukkan bahwa inflasi beras tidak terbatas terjadi pada satu wilayah, tetapi juga terjadi di berbagai wilayah Indonesia," katanya saat konferensi pers, Kamis (1/8).
Amalia menuturkan beberapa faktor utama yang menjadi penyebab harga beras merangkak naik dalam dua bulan terkahir akibat periode panen raya telah usai.
ADVERTISEMENT
Masa panen raya beras di Indonesia terjadi pada April dan Mei 2024. Menurut Amalia, siklus kenaikan harga beras usai panen raya terjadi setiap tahun.
"Saat kita selesai dengan masa panen artinya jumlah pasokan beras di pasar mulai turun, ini kemudian mendorong terjadinya kenaikan harga beras," tutur Amalia.
Selain itu, lanjut Amalia, kenaikan harga beras juga dibarengi dengan kenaikan harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani yang saat ini cenderung tinggi. BPS mencatat kenaikan GKP pada Juli 2024 sudah di atas harga pembelian pemerintah yang dipatok Rp 6.000 per kilogram.
"Jadi ternyata bahwa fluktuasi harga beras turun dan naik ini sangat dipengaruhi jumlah pasokan atau produksi beras di domestik," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Adapun BPS mencatat harga gabah di tingkat petani pada Juli 2024 mencakup Gabah Kering Panen naik sebesar 5,28 persen secara month to month (mtm) dan naik sebesar 15,43 persen secara year on year (yoy), serta Gabah Kering Giling naik 4,49 persen (mtm) dan 12,19 persen (yoy).
Sementara rata-rata harga beras penggilingan pada Juli 2024 naik sebesar 2,22 persen (mtm) dan naik sebesar 14,15 persen (yoy).
Amalia menyebut inflasi beras terjadi baik di tingkat grosir, maupun eceran pada Juli 2024. Inflasi beras di tingkat grosir mencapai 1,03 persen (mtm) atau naik 11,77 persen (yoy).
Kemudian, harga beras di tingkat eceran pada Juli 2024 mengalami inflasi sebesar 0,94 persen (mtm) dan naik sebesar 12,65 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
"Harga beras yang kami sampaikan ini merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas beras dan mencakup rata-rata harga beras yang ada di seluruh wilayah Indonesia," pungkas Amalia.