Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Bukalapak dan Warunk Upnormal, Bisnis Besar yang Lahir dari Kamar Kos
28 Maret 2018 14:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Perayaan high-impact entrepreneurship Scale-Up Asia kembali digelar pada 28 Maret 2018 di The Hall, Senayan City, Jakarta. Acara ini merupakan gelaran Endeavor Indonesia, jaringan kewirausahaan global mempelopori gerakan high-impact entrepreneurship di dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam acara ini, Endeavor menghadirkan sejumlah narasumber yang membagikan kisah kesuksesan mereka dalam berwirausaha. Dua di antaranya adalah Founder dan CEO Bukalapak Ahmad Zaky dan Founder dan Vice Marketing Director of Cita Rasa Prima Group Stefani Kurniadi (Pengelola Warunk Upnormal dan Bakso Budjangan).
Kedua pebisnis ini mengaku mengawali bisnis mereka dari skala kecil. Bahkan ide awal bisnis mereka muncul dari kamar kos.
“Waktu itu 2010, dari kamar kosan. Saya dengan partner saya memulai bisnis ini selama satu tahun. Kami memulai bisnis e-commerce saat yang lain belum mulai,” kata Zaky di The Hall, Senayan City, Jakarta, Rabu (28/3).
Meski demikian, Zaky menilai bisnis yang ia rintis dari kamar kos tersebut merupakan momen yang tepat. Karena pada 2011, Zaky mengaku industri e-commerce mulai tumbuh sehingga banyak investasi yang masuk. Dari kesempatan itulah Zaky mengatakan bisnis tersebut dibangun hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Zaky mengidolakan perusahaan raksasa semisal Amazon, Google dan Facebook. Meski demikian, Zaky mengaku juga mengidolakan satu tokoh nasional.
“Bung Hatta. Dari beliau saya belajar orang Indonesia harusnya merata bisnisnya. Sejahtera dengan bisnis. Harusnya lebih powerfull. Indonesia suatu saat bisnisnya bisa sizenya agak medium, gede gede. Mereka bisa bayar pajak, karyawan ada kontrak, san gaji di atas UMR,” tutupnya.
Sementara Stefani, mengatakan bisnis yang saat ini menanungi brand-brand makanan seperti Warunk Upnormal dan Bakso Budjangan tersebut juga dimulai dari skala kecil.
“Kami memulai bisnis ini juga dari kamar kos. Ada apa ya dengan kamar kos? Saat itu memulai juga bersama dengan partner-partner saya yang masih tergabung sampai sekarang,” ujar Stefani.
ADVERTISEMENT
Menurut Stefani, bisnis di bidang kuliner dipilih karena dinilai bisa bertahan dalam waktu yang lama. Apalagi populasi Indonesia yang sangat besar sebagai pangsa pasar yang baik bagi bisnis kuliner.
Stefani mengatakan untuk menjadi pengusaha sampai di titik saat ini, ia mempunyai banyak role model. Brand-brand besar dunia yang mampu bertahan puluhan hingga ratusan tahun ikut mendorong Stefani untuk bisa terus berkomitmen dengan bisnis yang ia jalankan.
“McD, Starbucks, mereka punya standarisasi dan food savety yang luar biasa bagi konsumennya,” ujar Stefany.