BUMN Perhutani Ekspor Resin Pinus 38,4 Ton ke Pakistan

22 Februari 2024 14:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perum Perhutani lepas ekspor produk Gondorukem mutu WW, Rabu (21/2/2024). Foto: Perhutani
zoom-in-whitePerbesar
Perum Perhutani lepas ekspor produk Gondorukem mutu WW, Rabu (21/2/2024). Foto: Perhutani
ADVERTISEMENT
Perum Perhutani mengekspor produk Gondorukem mutu WW sebanyak 2 Full Container Load (FCL) atau kurang lebih 38,4 ton ke Karachi Port, Pakistan. Gondorukem merupakan resin dari getah batang loco atau pinus.
ADVERTISEMENT
Resin tersebut berasal dari Perhutani KBM Industri Bukan Kayu Jawa Timur, Divisi Komersial Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) di Surabaya dan dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Perak.
“Semoga sinergi dan integrasi logistik ekosistem BUMN terus berjalan lancar dan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan serta meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro dalam keterangan resmi, Kamis (22/2).
Wahyu mengatakan eskpor resin ini hasil kolaborasi antara Perhutani dan PosIND, Pelindo, KAI, DAMRI, dan SIER menuju Top Exporting Destination. Kata dia, perusahaan membuka diri untuk berkolaborasi dengan pihak manapun sesuai dengan Visi Perhutani yaitu ‘Menjadi Perusahaan Pengelola Hutan Berkelanjutan dan Bermanfaat bagi Masyarakat dan Lingkungan’ serta sinergi yang terbentuk pada hari ini diharapkan dapat menjadi sinergi yang terbaik.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (tengah) bersama Direktur Utama 9 BUMN penyedia logistik dan 5 BUMN kargo dalam peluncuran Agregator Logistik BUMN Global Logistic Indonesia (GLID). Foto: Perhutani
Sebelumnya Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kolaborasi Perhutani dan sejumlah BUMN lainnya bagian dari program Agregator Logistik BUMN Global Logistic Indonesia (GLID). Ada 9 BUMN penyedia logistik dan 5 BUMN kargo yang bergabung.
“Program ini dibuat karena perlu ada kontinuitas implementasi percepatan peningkatan sinergi dan integrasi logistik. Kementerian BUMN kembali membentuk tim untuk percepatan dengan masa kerja satu tahun, agar sinergi logistik BUMN segera terwujud,” ujarnya.