Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
BUMN PT Primissima Targetkan Operasi Lagi 1 Agustus 2024: Tunggu Talangan PPA
11 Juli 2024 15:17 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Primissima (Persero), Usmansyah mengatakan, perusahaan sedang dalam upaya disehatkan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Dana dari PPA diharapkan bisa segera cair.
"Prosesnya Primissima dalam proses untuk disehatkan. Dan proses penyehatan ini dikelola secara penuh oleh PPA itu yang sekarang membawahi kami," kata Usmansyah ditemui di sebuah kafe di Kabupaten Sleman, Kamis (11/7).
PPA tidak serta bisa langsung mengeluarkan karena PPA juga merupakan badan usaha. Maka dari itu dirancang bagaimana Primissima bisa beroperasi secara efisien.
"Dari mulai jam kerja diatur dan sebagainya," bebernya.
Selanjutnya ada program restrukturisasi utang-utang Primissima. Diakui Usmansyah, utang Primissima banyak dan tidak mungkin dibayar sekaligus.
"Pararel dengan itu PPA sendiri punya program untuk menalangi kebutuhan utama Primissima yaitu modal kerja. Modal kerja kita utama untuk beli benang untuk memproses menjadi kain. Itulah yang kita jual," bebernya.
ADVERTISEMENT
Kenapa Primissima tidak menggunakan mekanisme pendanaan dari bank? Usmansyah menjelaskan hal ini tidak bisa dilakukan karena sejak 2001 seluruh aset Primissima itu menjadi jaminan utang di Bank Mandiri.
"Mau utang ke mana pun nggak bisa karena semua asetnya sudah diikat di sana. Sekarang sedang ada kerja sama antara PPA dan Bank Mandiri bahwa nanti PPA akan memperoleh dengan yang disebut hak tanggungan III. Jadi dari total aset kita yang Rp 180 miliar itu utang kita ke Bank Mandiri sekitar 55 miliar jadikan jaminannya gede itu. PPA minta jatah jaminan, bisa nggak sebagian jaminan PPA untuk menjadi dasar PPA memberi talangan ke Primissima," bebernya.
Diharapkan Dana Talangan Segera Turun
Dana talangan dari PPA ini diharapkan turun sebelum 20 Juli ini.
ADVERTISEMENT
"Sehingga paling lambat 1 Agustus karyawan sudah masuk lagi," bebernya.
Saat ini ada 425 karyawan Primissima yang dirumahkan. Mereka mendapat gaji 25 persen dengan status terutang lantaran perusahaan tak memiliki lagi uang.
"Tapi kembali lagi kan ada program efisiensi tidak bisa semua karyawan masuk karena penghasilannya tidak akan bisa meng-cover seluruh gaji karyawan. Akan masih ada sebagian yang dirumahkan dengan status dibayar gaji 25 persen," bebernya.
Hidupkan 80 Mesin
Lanjutnya dana dari PPA untuk menyehatkan mesin rencana turun Rp 550 juta untuk menghidupkan 80 mesin. Total mesin di perusahaan tersebut mencapai 400an.
"Itu yang paling utama," katanya
Selanjutnya akan dikucurkan dana sekitar Rp 2,4 miliar untuk modal kerja seperti beli benang, bahan baku lain, dan alokasi gaji.
ADVERTISEMENT
"PPA juga menalangi listrik dua bulan ini karena kita tidak ada penghasilan kalau listrik nggak dibayar diputus. Sekitar Rp 700 juta untuk dua bulan ini," jelasnya.
Lalu, yang darurat adalah supaya karyawan mau masuk gaji mereka dibayar. Maka, PPA akan menalangi gaji minimal yang diminta karyawan supaya mereka mau kerja.
"Sudah ada kesepakatan kalau minimal itu dibayar mereka masuk kerja," bebernya.
Talangan Rp 35 Miliar
"PPA sendiri dalam program jangka panjang yang termasuk disetujui dengan kami itu rencananya akan memberikan talangan Rp 35 miliar," ujar Usmansyah.
Namun, itu tergantung pada izin dari Bank Mandiri agar aset Primissima bisa jadi jaminan.
"Makanya prosesnya di PPA agak lama karena mereka harus secara legal memenuhi syarat. Sehingga program ini tidak bisa gusrah-gusruh memberi bantuan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kondisi Primissima saat ini berhenti operasi sejak 1 Juni lalu. Semua karyawan dirumahkan sejak 12 Juni. Hal ini karena perusahaan tak punya modal kerja.