Cegah Praktik Suap, Pelindo II Tingkatkan Layanan Digitalisasi Peti Kemas

29 Juni 2021 11:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah kapal tunda bersandar di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12/2020).  Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah kapal tunda bersandar di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/12/2020). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
PT Pelabuhan Indonesia II (persero) atau Pelindo II mengoptimalkan layanan terminal peti kemas dengan digitalisasi guna meningkatkan efisiensi jasa kepelabuhan dan mencegah praktik suap-menyuap.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono menyebutkan sejumlah program optimalisasi pelayanan operasi kepelabuhan melalui digitalisasi yang tengah dilakukan.
Pertama, yakni, Single Truck Identity. Single Truck ID merupakan sistem berbasis elektronik yang terintegrasi dengan Trucking Company, Asosiasi Trucking dan Cabang Pelabuhan dalam melakukan pendaftaran Truck ID yang berisi data identitas kendaraan seperti nomor polisi dan data perusahaan pemilik truk atau perusahaan angkutannya.
"Dengan implementasi Single TID ini, identitas truck yang masuk ke semua terminal yang ada di lingkungan IPC akan berada dalam satu database, sehingga akan memudahkan dalam identifikasi, penataan dan mengawasi truk ke depan," ujarnya, Selasa (29/6).
Kedua, lanjutnya, penerapan centralized traffic management system. Hal ini merupakan sistem pengendalian lalu lintas yang mengawasi dan mengatur aktivitas keluar dan masuknya truk trailer di wilayah Pelabuhan.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, dengan penerapan centralize traffic management syatem ini, petugas akan dengan mudah mengawasi dan mengatur pergerakan truck melalui CCTV dan pengeras suara serta patroli secara berkala.
Suasana aktivitas kendaraan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Ketiga, penggunaan i-Hub. I-Hub adalah single platform untuk semua pelayanan berbasis digital.I-Hub ini merupakan pengembangan dari layanan e-Service yang telah berjalan selama ini.
Arief menambahkan dengan fitur monitoring, track and trace petikemas dan sarana pengangkut secara realtime yang langsung dapat dimonitor oleh pemilik barang, berbasis mobile app dan web. Dengan implementasi i-Hub ini, IPC memastikan bahwa semua layanan customer ke depan tidak ada lagi physical contact dan berbasis digital.
Keempat, paparnya, penerapan Single Terminal Operating System (Single TOS), untuk memudahkan perencanaan dan pengendalian operasi di semua terminal di IPC dalam satu aplikasi TOS.
ADVERTISEMENT
Penerapan Single TOS ini sejalan dengan program pemerintah yang tertuang dalam Inpres No. 5/2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional (NLE) di Pelabuhan. "Digitalisasi membuat pelayanan kepelabuhan menjadi lebih transparan, bukan cuma mengoptimalkan pelayanan, melainkan juga meminimalisasi peluang praktik suap-menyuap," tekannya.