Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Dubes Djauhari yang Suka Belanja Online di China
15 November 2018 18:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Duta Besar Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun berbagi cerita tentang pesatnya perkembangan e-commerce atau belanja online di China. Menurutnya, belanja online di China sudah sangat nyaman dan cepat. Sampai-sampai, ia beberapa kali membeli produk fashion dari aplikasi e-commerce di Negeri Tirai Bambu.
ADVERTISEMENT
"Di sini, pelajar Indonesia sebagain besar belanja di online, termasuk saya. Saya beli sepatu dan kemeja lewat toko online," ungkap Djauhari saat bertemu rombongan jurnalis Indonesia di East Hotel Beijing seperti ditulis, Kamis (15/11).
Pesatnya layanan e-commerce di China juga didukung oleh aplikasi pembayaran nontunai. Seluruh pembayaran belanja online, bahkan kebutuhan sehari-hari di China lebih banyak mengandalkan aplikasi nontunai yang dikelola oleh Alibaba dan Tencent.
Mantan Duta Besar Indonesia juga bertutur bila transaksi belanja online di China dikuasai oleh dua perusahaan besar yakni JD.com dan Alibaba. Mereka saling bersaing memperebutkan kue e-commerce di China.
Djauhari yang menghadiri salah satu festival belanja online 11-11 di China menuturkan perolehan transaksi yang dicapai dua perusahaan e-commerce di China. JD.com mencatatkan total transaksi sebesar RMB 159,8 miliar atau setara Rp 340 triliun selama 11 hari pagelaran pesta belanja online. Angka ini meningkat dibandingkan periode sama tahun 2017 yang sebesar RMB 127 miliar. Pada saat bersamaan, sang kompetitor yakni Alibaba Group mencatatkan transaksi RMB 213,5 miliar atau naik dari perolehan tahun lalu yang senilai RMB 168,3 miliar.
ADVERTISEMENT
Baginya, pesatnya bisnis e-commerce di China bisa dimanfaatkan untuk menjual dan menawarkan produk lokal Indonesia. Apalagi, Indonesia mempunyai target untuk menggenjot angka ekspor. Tentunya, syarat kualitas barat yang ketat tetap harus dipenuhi supaya produk asal Indonesia bisa diterima di pasar China.
"Kita bisa manfaatkan platform di China, di sini ada JD.com dan Alibaba untuk memasukkan bisnis dan produk asal Indonesia," tambahnya.
Selain e-commerce, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing juga memfasilitasi rencana Kementerian Pariwisata untuk me-rebranding restoran Indonesia di China. Langkah ini dilakukan untuk mendorong bisnis kuliner Tanah Air supaya go international.
"Restoran akan di-rebranding dengan Wonderful Indonesia. Ada di Shanghai, Beijing, dan Guangzhou. Itu mau di-rebranding Kemenpar," tambahnya.
ADVERTISEMENT