Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Chatib Basri Minta Pemerintah RI Waspadai Krisis Argentina dan Turki
31 Agustus 2018 16:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Ekonom yang juga mantan Menteri Keuangan Chatib Basri meminta otoritas keuangan Indonesia mewaspadai krisis ekonomi di Argentina dan Turki. Kewasdaan itu diperlukan untuk mengantisipasi efek penularan (contagion).
ADVERTISEMENT
"Pertanyaan penting yang selalu diajukan jika ada krisis keuangan adalah apakah ada efek penularan (contagion). Jika Turki terkena krisis, atau Argentina kena, apakah Indonesia kena?," tulis Chartib Basri di akun twitternya.
Chatib menyebut kesamaan kreditur bisa berpengaruh terhadap efek penularan.
"Jika investor di Turki, Argentina dan Indonesia sama, maka potensi contagion meningkat. Namun bila tidak, maka risikonya lebih kecil," sebutnya.
Kewaspadaan ini perlu ditekankan bila terjadi kesamaan profil kreditor antara Argentina, Turki dan Indonesia. Investor yang mengalami kerugian di satu negara, menurut Chatib harus melakukan rebalancing portofolio di negara lain.
"Ini yang membuat krisis keuangan tak terduga dan menular," ujarnya.
Ia pun menyarankan agar otoritas keuangan Indonesia menyelidiki profil kreditor atupun investor utang luar negeri di Indonesia, Turki dan Argentina.
ADVERTISEMENT
"Otoritas harus memantau apakah ada kesamaan kreditor di beberapa negara dengan Indonesia. Bila ya, kita harus hati-hati," sebutnya.
Mengutip laporan Kementerian Keuangan Turki, utang luar negeri di sana mencapai USD 466,67 miliar, atau setara 52,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sebesar 75 persen utang luar negeri Turki berbentuk pinjaman jangka panjang dan 69,7 persen utang luar negeri dipegang oleh sektor swasta.
Sementara utang luar negeri Argentina pada Maret 2018 seperti ditulis Reuters, sekitar USD 320 miliar atau setara 57,1 persen dari PDB.
Utang luar negeri Indonesia tercatat USD 358,37 miliar pada triwulan I 2018, sebesar 48,4 persen disumbang oleh utang swasta.