China dan India Siap Pasok Beras 2,5 Juta Ton Impor

8 November 2023 16:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beras impor asal Vietnam sebanyak 24 ribu ton tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (12/11/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Beras impor asal Vietnam sebanyak 24 ribu ton tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (12/11/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
China dan India menyatakan komitmen untuk memasok beras impor ke Indonesia. Totalnya ada 2,5 juta ton, masing-masing terdiri dari 1 juta ton dari China dan 1,5 juta ton dari India.
ADVERTISEMENT
Adapun pemerintah India sebelumnya menutup keran ekspor beras. Direktur Bulog Budi Waseso mengatakan saat ini pemerintah India akan membuka keran ekspor beras mereka.
"Sementara belum (impor), tapi India akan buka keran ekspor beras ke Indonesia, mungkin tahun ini, tapi belum ada surat resmi," kata Buwas saat ditemui di Kompleks DPR RI, Rabu (8/11).
Buwas menjelaskan, komitmen India melepas ekspor beras ke Indonesia tersebut hasil pertemuan antara Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dengan Menteri Perdagangan dari India. Disebutkan bahwa India siap memasok 1,5 juta ton beras ke Tanah Air.
Sedangkan komitmen impor beras dari China didapatkan setelah Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Xi Jinping.
Beras impor asal Vietnam sebanyak 24 ribu ton tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (12/11/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
"Itu awalnya antara Presiden Xi Jinping dengan Pak Presiden kita, lalu ditindaklanjuti oleh Menteri Luar Negeri. Kita ke sana oke. Sekarang sudah ada pembicaraan, sudah clear, sekarang tinggal China, katakan kapan Indonesia butuhnya," kata Buwas.
ADVERTISEMENT
Tahun 2024 pemerintah rencananya kembali akan memberi penugasan Bulog untuk impor 2 juta ton beras. Buwas mengatakan, meski ada dua negara yang sudah menyatakan komitmen, pihaknya belum memastikan akan mengimpor beras dari dua negara tersebut.
Namun Buwas mengatakan, dibanding India, komitmen China lebih kuat karena sudah ada perjanjian yang dibuat, meski belum ada kontrak.
"Kita kan lihat mana yang lebih cepet. Saya enggak mau terlambat untuk cadangan (beras). Kalau kita nunggu-nunggu yang belum pasti tiba-tiba enggak pasti bagaimana," pungkas Buwas.