Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sebanyak 500 TKA China akan tiba bertahap di Konawe, Sulawesi Tenggara, mulai Juli 2020. Mereka didatangkan oleh PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), perusahaan tambang Tiongkok yang menjadi pemain terbesar dalam industri nikel di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, ratusan tenaga kerja asing asal China itu diperlukan untuk melakukan alih teknologi guna mempercepat pembangunan smelter—pabrik pengolahan dan pemurnian bijih tambang .
Sejak 2019, VDNI memang berambisi memiliki smelter terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian ESDM, VDNI punya kapasitas smelter nikel 600 ribu ton.
Indrayanto, External Affairs Manager PT VDNI, mengamini ucapan Luhut soal alih teknologi. Menurutnya, 500 pekerja China yang datang bergelombang ke Konawe akan terlibat dalam proses instalasi tungku smelter. Setelahnya, lanjut Indrayanto, giliran tenaga kerja lokal asli Sulawesi yang akan dikirim ke Tiongkok untuk mendapat pelatihan.
“Setelah mereka melihat penginstalan di sini oleh tenaga kerja kontraktor (TKA China), beberapa yang terbaik, yang berstrata minimal D1 atau D3, akan diseleksi dan disekolahkan ke Tiongkok karena teknologinya ada di China,” kata Indrayanto kepada kumparan, Senin (29/6).
ADVERTISEMENT
Pengiriman tenaga kerja Sulawesi ke Tiongkok sudah pernah dilakukan pada periode 2018-2019. Rombongan pertama itu terdiri dari 125 orang. Mereka belajar selama satu tahun di China, dan kembali ke Konawe sebagai teknisi senior.
“Yang akan dikirim berikutnya adalah yang junior. Jumlahnya akan ditentukan nanti setelah pemasangan smelter,” ujar Indrayanto.
Lima ratus TKA China yang datang ke Sulawesi, lanjut Indrayanto, bukan untuk bekerja menetap di sana. Mereka akan tinggal di Konawe selama 6 bulan, dan masa kerjanya hanya bisa diperpanjang sekali bila diperlukan.
“Kalau pemasangan (tungku smelter) sudah selesai, ya sudah,” imbuh Indrayanto. Menurutnya, ratusan TKA China itu bukan ancaman bagi tenaga kerja lokal karena justru akan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan bagi putra-putra Sulawesi.
ADVERTISEMENT
“Sesuai aturan, seorang tenaga ahli asing didampingi 7-8 orang (tenaga kerja Indonesia). Nah, kalau ada 500 TKA, dikali 7 pendamping, artinya (tenaga kerja lokalnya) ada 3.500 orang. Itu belum termasuk tenaga kerja lokal yang nonskilled,” papar Indrayanto.
Sebelumnya, Luhut mengatakan bakal ada 5.000 tenaga kerja lokal yang terserap dari kedatangan 500 TKA ahli asal China tersebut. Pemerintah menargetkan membuka 250 ribu lapangan pekerjaan pada 2024 di Sulawesi Tenggara.
Terkait kekhawatiran masyarakat akan risiko penularan virus corona dari para TKA China tersebut, Indrayanto menyatakan pihaknya tak lengah protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
“Sebelum berangkat ke Indonesia, mereka dikarantina 14 hari. Setelah dinyatakan sehat, baru diterbangkan. Selama perjalanan didampingi tim medis yang terus memantau. Tiba di Kendari, ada screening, pengukuran suhu, dan segala macam sampai harus keluar surat sehat. Dan setelah itu, mereka tidak langsung bekerja, tapi dikarantina lagi 14 hari di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe dan diperiksa suhunya setiap hari,” kata Indrayanto.
Pemeriksaan terhadap para TKA China tersebut bukan hanya terkait COVID-19, tapi juga hepatitis dan penyakit menular lain.
Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi yang sebelumnya menolak kedatangan 500 TKA China kini telah memberi restu seiring turunnya izin bagi para TKA itu dari pemerintah pusat. Menurut Ali, kebijakan pemerintah daerah tak boleh bertentangan dengan pemerintah pusat.
Indonesia merupakan negara pengekspor nikel terbesar di dunia yang menguasai 20 persen lebih total ekspor nikel dunia. Indonesia juga salah satu pemilik cadangan bijih nikel terbesar di dunia, dengan 32,7 persen nikel dunia ada di negeri ini.
ADVERTISEMENT
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona .
Yuk, bantu donasi untuk atasi dampak corona.