Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Peritel perlengkapan olahraga asal Prancis, Decathlon Indonesia menargetkan 50 persen produksi produknya bisa dilakukan di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Sebab, perusahaan ingin meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Saat ini kami baru memproduksi sekitar 5-7 persen (di Indonesia). Dan pada tahun ini kami menargetkan ada peningkatan signifikan produksi kita di Indonesia mencapai 7-15 persen," kata Direktur Utama Decathlon Indonesia Jeremie Ruppert saat ditemui di Gerai Decathlon Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, Kamis (25/4).
Adapun salah satu produk yang saat ini diproduksi dari dalam negeri adalah tas mini untuk kebutuhan kerja maupun olahraga sehari-hari. Tas dengan merk Quechua ini dibuat langsung dari pabrik di kawasan Jawa Tengah.
Desain tas sporty dengan ukuran sekitar 60 cm x 30 cm dibanderol Rp 40 ribu per satuan. Sementara itu sebagian besar produk perlengkapan olahraga lainnya berasal dari berbagai negara seperti China, Thailand, Vietnam, dan Kamboja.
ADVERTISEMENT
Hingga kini perseroan akan terus mendorong kerja sama dengan mengajak beberapa pabrik di daerah-daerah lainnya untuk bisa memproduksi produk-produk olahraga. Seperti salah satu yang sedang dilakukan saat ini yaitu mengajak pabrik lokal di Sumatera Utara untuk menyuplai karet untuk kebutuhan produk ban sepeda olahraga.
Adapun Jeremie mengatakan perusahaan akan digelontorkan investasi USD 500 juta atau sekitar Rp 7,1 triliun (Rp 14.200) untuk membuka 100 outlet Decathlon di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.
“Kami masih akan terus berekspansi. Dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Kami akan membangun 100 gerai di seluruh indonesia,” sambungnya.
Jeremie pun tak mengelak saat disinggung terkait lesunya industri ritel dalam beberapa tahun terakhir. Ia menyampaikan salah satu upaya Decathlon Indonesia untuk menyiasati situasi seperti ini yaitu menciptakan pengalaman berbelanja.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pantauan kumparan, memang ada beberapa lokasi yang menyediakan ruang olahraga di dalam gerai seluas 2.800 meter persegi tersebut. Adapun beberapa jenis olahraga yang dapat langsung dimainkan seperti bola basket, tenis meja, mini panjat tebing, hingga tendangan ke gawang.
“Saya tidak pernah memaksa orang-orang mendaftar member untuk bisa mengakses olahraga. Oleh karena itu kami berikan akses ini secara cuma-cuma (gratis) bagi setiap orang,” sambungnya.
Adapun peritel asal Prancis ini menjual produk-produk perlengkapan olahraga dengan harga yang lebih miring dibanding brand-brand sport lain seperti Nike, Adidas, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Jeremie pun optimistis ke depan potensi pasar akan semakin baik. Sebab, saat ini olahraga sudah dianggap menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia.