Dirut BEI Pamer Kinerja 2024: IHSG Rekor hingga Jumlah Investor Melonjak

30 Desember 2024 12:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman di Gedung BEI, Rabu (10/7/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman di Gedung BEI, Rabu (10/7/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, membeberkan kinerja pasar modal sepanjang 2024. Ia menungkapkan beberapa di antaranya adalah rekor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga peningkatan jumlah investor saham.
ADVERTISEMENT
"Kami menyadari bahwa sepanjang tahun ini pemberitaannya tidak selalu positif, tidak selalu kebijakan yang dikeluarkan terutama oleh bursa, itu populis. Tapi kami percaya bahwa ini semua kita lakukan demi kemajuan pasar modal Indonesia," kata Iman Rachman saat Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan BEI 2024, Senin (30/12).
Iman mengatakan, meski IHSG mengalami penurunan sebesar 3,25 persen hingga Jumat (27/12) lalu, BEI mencatat sejumlah pencapaian signifikan. Termasuk transformasi menjadi bursa multi-aset dan pencapaian tertinggi IHSG pada September 2024.
Sepanjang 2024, IHSG sempat mencatatkan rekor tertinggi di level 7.905 pada 19 September 2024, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 13.200 triliun.
Ilustrasi bursa efek. Foto: Helmi Afandi/kumparan
“Pada tanggal 19 September 2024, kita pernah mencapai all-time high, yaitu level 7.905. Jadi kalau kita bicara market cap, level 7.905 itu telah tembus Rp 13.200 triliun,” ungkap Iman.
ADVERTISEMENT
Iman mengungkapkan transformasi multi-aset menjadi salah satu pencapaian utama BEI, melalui peluncuran Bursa Karbon sejak tahun lalu.
BEI mencatat, rata-rata nilai transaksi harian tumbuh hampir 20 persen menjadi Rp 12,85 triliun per hari. Termasuk transaksi surat utang Rp 1 triliun, non-saham Rp 4,38 triliun, single stock futures Rp 1,1 miliar, dan karbon Rp 19,73 miliar.
Dari sisi pencatatan saham baru (IPO), BEI mencatat penurunan jumlah dibandingkan tahun lalu. Meski pipeline masih kuat dengan 21 perusahaan calon tercatat dengan potensi fundraise Rp14,3 triliun.
“Ini hanya dari sisi pencatatan saham baru. Kalau memang kita ketahui bahwa di dalam transaksi IPO Adaro contohnya ada transaksi penawaran umum saham sebesar hampir Rp 40 triliun,” tutur Iman.
ADVERTISEMENT
Jumlah investor saham juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, mencapai 14,8 juta investor. Jumlah investor itu mengalami peningkatan lebih dari 2,5 juta investor di tahun ini.
BEI juga mencatat sejumlah inisiatif strategis sepanjang tahun, seperti peluncuran ASEAN Interconnected Sustainability Ecosystem (ASEAN-ISE) pada Februari. Kemudian, pengembangan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA), peluncuran papan pemantauan khusus dengan mekanisme full call auction pada Maret, serta penyesuaian regulasi pada Juni.