Dirut Garuda Indonesia Akui Konflik di Timur Tengah Bisa Bikin Avtur Jadi Mahal

18 Oktober 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia dan pesawat Citilink. Foto: aiyoshi597/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia dan pesawat Citilink. Foto: aiyoshi597/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Konflik di Timur Tengah dinilai bisa berdampak ke kinerja maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia. Sebab, konflik tersebut bisa berimbas ke naiknya harga avtur.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengungkapkan pihaknya selalu memonitor perkembangan konflik di Timur Tengah yang belum diketahui kapan berakhir.
Irfan tidak menutup kemungkinan Garuda Indonesia bisa saja mengurangi operasional karena konflik tersebut.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Irfan Setiaputra usai diskusi mengenai tantangan industri transportasi udara Indonesia dalam menghadapi unruly passenger dan aerophobia di Jakarta, Kamis (20/6/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
“Ya itu (konflik Timur Tengah) yang kita monitor, yang terjadi kemungkinan besar adalah avtur jadi mahal,” kata Irfan di Jakarta, Jumat (18/10).
Irfan menegaskan tidak bisa semena-mena menaikkan harga tiket pesawat karena mahalnya avtur. Untuk memastikan bisnis tetap berjalan, langkah yang bisa dilakukan adalah mengurangi operasional.
“Dan kita tetap tidak bisa menaikkan harga tiket, kalau udah begitu inikan urusan bisnis saja, kalau kita gak boleh naikkan harga tiket ya kita kurangi operasional,” ujar Irfan.