Dirut PalmCo Ungkap Alasan Batal IPO di 2024

10 Januari 2024 18:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Subholding PTPN, PalmCo, dipastikan tidak melantai atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2024. Direktur Utama PalmCo, Jatmiko Santoso, memastikan pihaknya tetap merencanakan IPO, tetapi bukan tahun ini.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini belum (IPO), tapi bukan berarti kita tutup ya,” kata Jatmiko saat ditemui usai diskusi Refleksi Industri Sawit 2023 dan Tantangan Sawit dan Tantangan Masa Depan di kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan pada Rabu (10/1).
Jatmiko menjelaskan penyebab urungnya PalmCo untuk IPO tahun ini karena pasar saham yang menurutnya kurang bagus. Selain itu, perusahaan yang dipimpin Jatmiko sejak akhir 2023 itu nilainya masih kurang dibandingkan dengan perusahaan lain, jika dilihat dari Enterprise Value (EV) to EBITDA.
“EV to EBITDA-nya itu kan separuh dari pasar untuk hal-hal makro ya, kan orang dengan indeks (IHSG) 7.000 ini, 20-an, tapi sekarang baru 10-an, EV to EBITDA bicara 10 saham yang lain, agro cuma 5, undervalue-kan,” jelas Jatmiko.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Jatmiko mengungkapkan PalmCo telah menyelesaikan sederet persiapan untuk IPO, khususnya terkait Environmental, Social, and Governance (ESG) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
“Tapi kalau dari sisi persiapan IPO sudah ya, ESG kita sudah bagus, RSPO sudah 100 persen juga, artinya persiapan kita ini sudah, cuma kita lihat market kayaknya belum deh,” tutup Jatmiko.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo memastikan subholding PTPN, PalmCo, tidak akan menggelar aksi IPO pada 2024. Alasannya karena masih banyak lahan perkebunan sawit di bawah PalmCo yang harus ditanam kembali atau replanting. Tiko, sapaan akrab Kartika, mengatakan masih terdapat perkebunan sawit milik PTPN yang tidak terawat karena sempat ada masalah keuangan.