Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ditopang KPR Subsidi, BTN Salurkan Kredit Rp 356,1 T per September 2024
28 November 2024 23:02 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyebut, BTN menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp 356,1 triliun per akhir September 2024 atau tumbuh sebesar 11,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu. Pencapaian tersebut masih tercatat di atas pertumbuhan rata-rata kredit industri perbankan nasional yang mencapai 10,9 persen yoy.
ADVERTISEMENT
Menurut Nixon, tahun 2024 termasuk tahun yang cukup menantang sebab pertumbuhan konsumsi rumah tangga nasional mengalami stagnasi dan daya beli masyarakat mengalami pelemahan.
Tetapi, kata Nixon, BTN tetap mampu menjaga pertumbuhan kredit sesuai dengan target yang telah ditetapkan yakni di level 10-11 persen pada tahun ini.
"Di tengah tantangan yang terjadi di sepanjang 2024, fungsi intermediasi BTN tetap berjalan optimal. Hal ini menandakan BTN mampu menjalankan salah satu tugas utamanya untuk turut menggerakkan ekonomi dan membuka akses pinjaman bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah dan menengah,” ungkap Nixon di Jakarta, Kamis (28/11).
Di tengah kondisi biaya dana yang mahal dan sejumlah tantangan makroekonomi, Nixon memaparkan, penyaluran kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) pada kuartal III-2024 tetap meningkat ditopang permintaan KPR Subsidi dan KPR Non-Subsidi, serta pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang tercatat di atas rata-rata industri perbankan nasional.
ADVERTISEMENT
"Pencapaian tersebut menunjukkan core business BTN yang bertumbuh sehat dan solid," ucapnya.
Di samping itu, Nixon bilang, pertumbuhan kredit BTN ditopang oleh permintaan yang meningkat di KPR, utamanya KPR Subsidi seiring dengan masih tingginya kebutuhan akan perumahan yang layak dan terjangkau di Indonesia. Saat ini ada 24,6 juta rumah yang masih tergolong tak layak huni, dengan jumlah backlog kepemilikan rumah nasional yang mencapai 9,9 juta.
Nixon menilai, KPR Subsidi masih menyumbang porsi terbesar terhadap keseluruhan portofolio kredit BTN. Hingga September 2024, perseroan menyalurkan KPR Subsidi sebesar Rp 172,7 triliun, meningkat 9,5 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Nixon mengungkap, sebanyak 75 persen debitur KPR Subsidi BTN ialah kelompok millenial, dengan kategori usia produktif sekitar 21 tahun hingga 35 tahun.
ADVERTISEMENT
“Hal ini menandakan bahwa generasi muda Indonesia, terutama yang berpenghasilan rendah dan menengah, masih menganggap rumah sebagai salah satu kebutuhan utama dan trennya masih akan meningkat seiring pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Nixon.
Sementara untuk KPR Non Subsidi, BTN juga melihat prospek yang cerah berdasarkan tingginya minat masyarakat segmen Emerging Affluent atau KPR dengan ticket size di atas Rp750 juta yang dilayani oleh Sales Center perseroan.
"Hingga bulan Oktober 2024, BTN telah mengoperasikan sembilan Sales Center, dengan tiga di antaranya terletak di kawasan menengah ke atas di Jakarta, yakni Pantai Indah Kapuk, Pondok Indah, dan Cibubur," tutur dia.
Lebih lanjut, Kata Nixon, nasabah yang dilayani Sales Center memiliki rata-rata saldo tabungan tiga kali lipat lebih tinggi ketimbang nasabah Non Subsidi pada umumnya. Sales Center juga mengontribusikan lebih dari 20 persen total penyaluran KPR Non Subsidi BTN.
ADVERTISEMENT
Di saat yang bersamaan, lanjut Nixon, BTN mencatat pertumbuhan di segmen kredit bermargin tinggi (high-yield loan), yang tumbuh 20,1 persen yoy menjadi Rp15,9 triliun per September 2024. Secara rinci, pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melonjak 68,1 persen yoy, diikuti oleh Kredit Ringan (KRING) sebesar 18,1 persen yoy dan Kredit Agunan Rumah (KAR) sebesar 10,9 persen yoy yang disalurkan kepada nasabah eksisting.
Seiring dengan peningkatan penyaluran kredit, Nixon menegaskan bahwa BTN tetap menerapkan kehati-hatian dan mitigasi risiko yang ketat untuk menjaga kualitas kredit. Hal itu terlihat dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross yang turun menjadi 3,2 persen pada September 2024, dari 3,5 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Kendati terdapat penurunan rata-rata tabungan masyarakat dengan saldo di bawah Rp100 juta secara nasional, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BTN secara keseluruhan tetap positif. Tercatat, total DPK BTN mencapai Rp 370,7 triliun hingga akhir September 2024, bertumbuh 14,5 persen yoy dibandingkan dengan Rp 323,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Pertumbuhan DPK BTN masih lebih tinggi dari pertumbuhan industri perbankan nasional sebesar 7,04 persen, menandakan mesin funding BTN bekerja dengan optimal," bilang Nixon.
"Pertumbuhan DPK BTN terutama ditopang oleh peningkatan di giro sebesar 25,9 persen yoy per kuartal III-2024. Secara keseluruhan, dana murah berupa tabungan dan giro (Current Account Saving Account/CASA) menyumbang 51 persen terhadap total DPK BTN dan bertumbuh 17,9 persen yoy dari September 2023" lanjutnya.
Selain itu, lanjut Nixon, transformasi digital yang dilakukan BTN juga mulai membuahkan hasil terhadap funding berbiaya murah, seperti terlihat dari peningkatan jumlah pengguna aplikasi BTN Mobile yang mencapai 1,9 juta hingga September 2024. Total transaksi BTN Mobile telah mencapai Rp 60,1 triliun selama sembilan bulan di tahun ini, melonjak 167,1 persen yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,5 triliun.
ADVERTISEMENT
“Kami terus membidik lebih banyak transaksi digital melalui kampanye Bale by BTN yang menawarkan berbagai benefit untuk kebutuhan masa kini nasabah BTN. Secara internal, kami juga mempertajam strategi digital banking untuk mengembangkan full banking solution dengan membagi unit bisnis menjadi Digital Development dan Digital Sales. Ini menunjukkan keseriusan BTN dalam menjadi bank transaksional,” ujar Nixon.
Dengan pertumbuhan DPK yang mampu mengimbangi pertumbuhan kredit, BTN mampu menjaga rasio intermediasi atau loan to deposit ratio (LDR) di level 96% per kuartal III-2024, membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 98,3%. Nixon menyebut, pencapaian ini menunjukkan tingkat likuiditas yang baik di tengah persaingan mendapatkan pendanaan di industri perbankan.
"Pertumbuhan kredit dan DPK yang solid hingga kuartal III-2024 menghasilkan peningkatan aset sebesar 11,1 persen yoy menjadi Rp 455,1 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 409,7 triliun. Sementara itu, laba bersih BTN tercatat Rp 2,08 triliun per September 2024" tutur Nixon.
ADVERTISEMENT