Dolar hingga Bursa Asia Kena Imbas Joe Biden Mundur dari Capres AS

22 Juli 2024 10:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joe Biden mengunggah fotonya bersama Kamala Harris seiring dukungannya kepada Harris untuk menjadi capres AS, Minggu (21/7/2024). Foto: Twitter/@JoeBiden
zoom-in-whitePerbesar
Joe Biden mengunggah fotonya bersama Kamala Harris seiring dukungannya kepada Harris untuk menjadi capres AS, Minggu (21/7/2024). Foto: Twitter/@JoeBiden
ADVERTISEMENT
Joe Biden mengundurkan diri dari pemilihan calon presiden Amerika Serikat pada Minggu (21/7). Biden memutuskan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris untuk menggantikannya sebagai kandidat Partai Demokrat pada pemilu November mendatang.
ADVERTISEMENT
Langkah politik Joe Biden itu kemudian berdampak terhadap dolar hingga kondisi pasar saham global.
Mengutip Reuters, dolar melemah pada hari Senin (22/7) sebagai reaksi awal terhadap keputusan Presiden AS Joe Biden yang mengundurkan diri dari bursa calon presiden AS.
Tak hanya itu, Indeks utama saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, menguat setelah keputusan Presiden Joe Biden untuk mundur dari pemilihan umum. Adapun saham berjangka S&P 500 naik tipis 0,2 persen, sementara kontrak berjangka Nasdaq bertambah 0,4 persen. Kontrak Treasury dalam 10-tahun berjangka naik 2 poin, sementara imbal hasil obligasi 10-tahun turun 1 basis poin menjadi 4,23 persen.
Saham-saham Asia melanjutkan penurunan pada Senin (22/7). Hal ini didorong oleh penurunan suku bunga yang dari Bank Sentral Tiongkok. Bank Rakyat Tiongkok memangkas suku bunga jangka pendek dan jangka panjang sebesar 10 basis poin, dengan tujuan untuk mendukung pertumbuhan dan menurunkan imbal hasil obligasi. Langkah ini menyusul dikeluarkannya dokumen kebijakan oleh Beijing pada hari Minggu yang menguraikan ambisinya terhadap perekonomian.
Presiden AS Joe Biden memberikan keterangan pers pembaruan vaksinasi dari Ruang Makan Negara di Gedung Putih, AS pada 6 April 2021. Foto: BRENDAN SMIALOWSKI / AFP
"Penurunan suku bunga merupakan salah satu langkah ke arah yang benar. Saya memperkirakan penurunan suku bunga lebih lanjut akan terjadi setelah The Fed memasuki siklus penurunan suku bunga," kata Zhang Zhiwei, presiden dan kepala ekonom Pinpoint Asset Management.
ADVERTISEMENT
“Fakta bahwa PBOC tidak menunggu The Fed melakukan pemotongan suku bunga terlebih dahulu menunjukkan bahwa pemerintah menyadari adanya tekanan terhadap perekonomian Tiongkok,” ujarnya.
Dalam mata uang, euro mengalami sedikit perubahan menjadi USD1,0887, yen Jepang sedikit bergerak menjadi 157,49 per dolar. Yuan offshore juga sedikit berubah menjadi 7,2852 per dolar, dolar Australia mengalami sedikit perubahan menjadi $0,6691
Begitu juga dengan harga komoditas, minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,4 persen menjadi USD 80,48 per barel.
Sementara itu, indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen, setelah turun 3 persen pada minggu lalu. Nikkei Jepang (.N225), turun 0,9 persen dan indeks acuan Korea Selatan (.KS11) turun 1,0 persen.
Sedangkan Blue chip China (.CSI300) stagnan, meskipun melambung hampir 2 persen pada minggu lalu. Dengan kondisi ini, investor tampaknya sudah sangat siap menghadapi kabar Presiden Biden mundur dari pemilu dan mendukung Wakil Presiden Kamala Harris untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden dari partai Demokrat. Situs taruhan online PredictIT menunjukkan harga kemenangan Donald Trump turun 4 sen menjadi 60 sen, sementara Harris naik 12 sen menjadi 39 sen. Gubernur California Gavin Newsom, calon penantang Demokrat lainnya, tertinggal 4 sen.
ADVERTISEMENT
“Seiring dengan meningkatnya hasil jajak pendapat Trump, pasar memilih posisi yang mengantisipasi lebih banyak hambatan perdagangan dan kemungkinan inflasi yang lebih tinggi,” kata analis ANZ.
“Beberapa jajak pendapat memperlihatkan kinerja Harris lebih baik daripada Biden terhadap Trump, dan Partai Demokrat berharap jajak pendapat berikutnya menampilkan peningkatan yang didorong oleh Harris,” ujarnya.