Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank telah menyalurkan pembiayaan dan piutang sebesar Rp 105,03 triliun selama paruh pertama tahun ini. Pembiayaan ini paling banyak disalurkan ke segmen UMKM dan usaha menengah berorientasi ekspor sebesar Rp 15,09 persen atau sekitar Rp 15,8 triliun.
ADVERTISEMENT
Dengan penyaluran pembiayaan tersebut, laba bersih BUMN di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) itu mencapai Rp 43,8 miliar, anjok 89,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) sebesar Rp 403,3 miliar.
Penurunan laba disebabkan oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) dan usaha syariah yang turun 32,5 persen (yoy) menjadi Rp 810 miliar, dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,2 triliun.
"Kita fokus dalam mendorong pembiayaan ekspor daripada mengejar keuntungan,” ujar Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly dalam keterangannya, Kamis (1/8).
LPEI memiliki mandat mendorong ekspor Indonesia. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) 43 Tahun 2019 tentang Kebijakan Dasar Pembiayaan Ekspor Nasional (KD PEN). Sehingga LPEI mempunyai tanggung jawab sebagai fasilitator dan agregator untuk kegiatan ekspor.
ADVERTISEMENT
Salah satu faktor yang membuat menurunnya laba bersih LPEI adalah kondisi ekspor yang masih lesu. Sinthya bilang, hal ini tak terlepas dari kondisi perekonomian global yang juga tertekan akibat perang dagang.
"Penurunan ekonomi global juga berdampak ke trade, situasi makin tough. Tapi kita terus waspada dan mendorong kapasitas unggulan," jelasnya.
Saat ini, LPEI juga sedang melakukan berbagai perbaikan, mulai dari revitalisasi model bisnis, pemantapan pelaksanaan mandat, penguatan internal proses, serta perbaikan kualitas aset.
Adapun hingga Juni 2019, pembiayaan ekspor LPEI telah diberikan kepada 1.300 pelaku ekspor, dengan produk dan jasa yang disebar ke 160 negara.
Pembiayaan yang dilakukan LPEI itu tersalur ke berbagai sektor, antara lain perindustrian 49,03 persen, pertanian 16,04 persen, pertambangan 9,96 persen, konstruksi 7,84 persen, pengangkutan 5,18 persen, dan lainnya 11,95 persen.
ADVERTISEMENT
Neraca Perdagangan Indonesia selama Juni mencatatkan surplus USD 200 juta. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang catatkan surplus USD 220 juta.
Namun jika diakumulasikan sejak Januari hingga Juni 2019, neraca dagang Indonesia masih mencatatkan defisit USD 1,93 miliar. Angka ini bahkan melebar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan defisit USD 1,2 miliar.