Eksportir Vietnam Bantah Tuduhan Mark Up Harga dan Pasok Beras ke Bulog

13 Juli 2024 12:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beras impor asal Vietnam sebanyak 24 ribu ton tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (12/11/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Beras impor asal Vietnam sebanyak 24 ribu ton tiba di Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (12/11/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
Eksportir beras Vietnam, Tan Long Group, membantah tuduhan organisasi masyarakat sipil bahwa mereka menjual beras dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga pasar ke Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Studi Demokrasi Rakyat atau SDR baru-baru ini melapor ke KPK bahwa pemerintah membeli beras Vietnam dengan harga yang melambung, mengindikasikan adanya korupsi, menurut Kantor Perdagangan Vietnam di Indonesia.
Ton Long Group diduga menjual 100.000 ton beras ke Indonesia pada Mei 2024 dengan harga USD 538 per ton, 18 persen lebih tinggi dari harga pasar.
Adapun Indonesia mengimpor 2,2 juta ton beras dalam lima bulan pertama tahun ini. Sehingga, SDR memperkirakan kerugian negara sekitar USD 180,4 juta.
Dikutip dari media internasional asal Vietnam, VnExpress, Sabtu (13/7), Tan Long Group membantah tuduhan tersebut. Juru bicaranya menyampaikan bahwa mereka tak pernah memenangkan tender untuk menjual langsung ke Bulog.
Juru Bicara Tan Long Group mengatakan, perusahaan memenangkan tawaran di Januari untuk ekspor ke Indonesia melalui mitra dengan perusahaan Korea Selatan, Posco. Namun harganya USD 620 dan pengiriman dilakukan pada bulan April, bukan Mei, menurut juru bicara tersebut.
Buruh pelabuhan menurunkan sejumlah karung beras impor dari Vietnam dari atas kapal di Pelabuhan Multiguna, Tenau Kupang, NTT, Sabtu (20/5/2023). Foto: ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Eksportir beras Vietnam lainnya, Loc Troi Group, juga membantah tuduhan tersebut. Loc Troi menang tawaran di bulan Mei untuk menjual 100.000 ton ke Bulog, namun dengan harga USD 563 per ton, yang berada di bawah harga pasar saat itu.
ADVERTISEMENT
Perusahaan tersebut memberi tanggapan, ekspor ke Indonesia tidak terpengaruh dengan adanya tuduhan itu. Namun, Kantor Perdagangan Vietnam di Indonesia mengingatkan tuduhan itu mempengaruhi ekspor beras Vietnam ke Indonesia pada semester II tahun ini.
"Apabila pihak berwenang Indonesia memutuskan untuk mulai penyelidikan, mereka akan berhenti impor dari Vietnam untuk beberapa waktu," tulis VnExpress.
Vietnam telah mengekspor beras ke Indonesia senilai USD 444 juta di tahun ini, naik 82,1 persen dibandingkan tahun lalu. Dari segi volume naik 44,6 persen menjadi 712.400 ton.
Indonesia menyumbang 15,4 persen ekspor Vietnam, dan merupakan pembeli terbesar kedua setelah Filipina. Indonesia berencana akan mengimpor 5,18 juta ton beras tahun ini, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,6 juta ton.
ADVERTISEMENT