Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Emiten bidang IT, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) tengah menjadi sorotan publik. Sebab selain harga sahamnya yang naik signifikan, baru-baru ini saham MCAS direkomendasikan oleh dua publik figur yaitu Raffi Ahmad dan Ari Lasso.
ADVERTISEMENT
Raffi Ahmad mengaku investasinya di saham MCAS sudah cuan 20 hingga 30 persen dalam hitungan minggu. Sedangkan Ari Lasso memamerkan pergerakan saham MCAS dalam beberapa pekan yang terlihat naik signifikan. Keduanya kompak mengatakan bahwa saham MCAS sangat menarik untuk dikoleksi.
Namun apakah benar saham MCAS layak dikoleksi investor? kumparan pun mencoba menelusuri kinerja fundamental perseroan. Berdasarkan keterbukaan informasi di BEI, diketahui bahwa MCAS ternyata hobi melakukan koreksi terhadap laporan kinerja keuangan perseroan.
Sepanjang 2020 ini misalnya, MCAS rutin melakukan revisi untuk laporan keuangan di setiap kuartal. Pada kuartal I 2020, MCAS awalnya melaporkan memperoleh pendapatan neto sebesar Rp 2,94 triliun. Kemudian perseroan mencatat kerugian investasi sebesar Rp 1,81 miliar. Sehingga pada laporan awal, perseroan mencatat laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 10,59 miliar.
ADVERTISEMENT
Namun, laporan tersebut kemudian direvisi. Revisi untuk laporan keuangan kuartal I 2020 baru disampaikan perseroan pada 30 November 2020. Yang mengejutkan beberapa catatan kinerja keuangan berubah sangat signifikan. Pada penyajian kembali laporan keuangan tersebut, tercatat perseroan menderita kerugian investasi hingga Rp 196,43 miliar. Hal ini otomatis membuat perseroan yang semula mencatatkan laba, kini justru merugi. Dalam restatement tersebut diketahui perseroan mencatatkan rugi neto yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 184,03 miliar.
Tidak hanya di kuartal I, koreksi laporan keuangan juga kembali dilakukan perseroan pada kuartal II 2020. Awalnya, perseroan melaporkan sepanjang kuartal II 2020 berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp 6,1 triliun. Namun beban pokok perseroan juga cukup besar yaitu di angka Rp 6,03 triliun. Di sisi lain awalnya perseroan mengeklaim mendapatkan keuntungan investasi sebesar Rp 40,98 miliar. Sehingga laba neto yang dapat diatribusikan kepada entitas induk tercatat sebesar Rp 53,24 miliar.
ADVERTISEMENT
Lagi-lagi, laporan keuangan ini direvisi oleh MCAS . Komponen yang paling siginifikan berbeda adalah pada pos keuntungan investasi. Alih-alih untung seperti dalam laporan awal, dalam revisi tersebut diketahui perseroan justru menanggung rugi investasi sebesar Rp 153,3 miliar. Hal ini menyebabkan MCAS mencatatkan rugi neto yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 141,38 miliar.
Sedangkan untuk kuartal III 2020, perseroan kembali merevisi laporan keuangannya. Dalam restatement tersebut, diketahui perseroan berhasil mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp 8,6 triliun dengan beban pokok sebesar Rp 8,5 triliun. Lagi-lagi perseroan menderita kerugian investasi sebesar 17,8 triliun. Namun pada kuartal III 2020 ini perseroan tidak lagi merugi. Perseroan mencatat laba neto yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 17,83 miliar.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, berdasarkan data RTI, saham MCAS memang mengalami kenaikan signifikan dalam 6 bulan terakhir. Pada awal 2020, saham MCAS tercatat ada di level Rp 3.015 per saham. Kemudian saham MCAS sempat turun di masa pandemi. Bahkan saham MCAS sempat anjlok dalam hingga menyentuh level Rp 645 per saham di bulan Mei 2020.
Namun setelah itu, saham MCAS perlahan bangkit. Di pertengahan Desember 2020, saham MCAS berhasil kembali ke level sebelum pandemi. Namun kenaikan tetap berlanjut. Per hari ini, saham MCAS berada di level Rp 4.550 naik 8,33 persen dibanding penutupan perdagangan kemarin. Dalam 6 bulan terakhir, saham MCAS sudah meroket 234 persen.