Erick Thohir Beberkan 7 BUMN Masih Rugi

4 November 2024 15:04 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir tiba di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir tiba di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan masih ada tujuh BUMN yang memiliki cashflow negatif atau merugi hingga saat ini. Sementara sisanya yaitu 40 BUMN dalam kondisi sehat.
ADVERTISEMENT
"Ini juga untuk menjawab pertemuan sebelumnya, berapa perusahaan BUMN yang masih dalam proses cashflow negatif atau rugi. Dari 47 BUMN, sekarang 40 BUMN itu sehat, 85 persen," ujar Erick Thohir saat rapat dengan Komisi VI DPR RI di Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin (4/11).
Dia merinci, pertama, PT Krakatau Steel (Persero). Menurut Erick, BUMN ini sebenarnya sudah melakukan restrukturisasi pada tahun 2019, hanya saja terjadi kebakaran di fasilitas produksi pada 2023.
"Krakatau Steel, sebenarnya sudah terjadi restrukturisasi tahun 2019. Cuma kemarin ada kebakaran, ini tentu mengganggu daripada operasional secara menyeluruh," jelasnya.
Kedua, PT Bio Farma (Persero). Menurut Erick, BUMN ini mengalami perbaikan saat masa pandemi karena ditugaskan membeli vaksin sebanyak-banyaknya. Selanjutnya, ada juga fraud di anak usaha, yakni Indofarma.
ADVERTISEMENT
Ketiga, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Keempat, PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
"Wijaya Karya dan Waskita Karya ini kita sedang menunggu surat persetujuan dari Bapak Menteri PU, bagaimana kita bisa konsolidasi dari 7 karya menjadi 3. Sehingga lebih sehat lagi tentu kondisi karya-karya ini," kata Erick.
Kelima, PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Keenam, Perum Perumnas. Ketujuh, Perum PNRI.
"PNRI ini sebenarnya percetakan, ini karena dulu semuanya harus cetak di sini, surat-surat negara, sekarang tentu dengan terbukanya market tentu ini mulai kalah bersaing. Ini yang salah satu nanti kita akan restrukturisasi seperti apa mengenai PNRI," tambahnya.