Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Erick Thohir Sebut Rencana Pembentukan Danantara Sudah 2 Tahun Lalu
7 November 2024 23:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri BUMN, Erick Thohir berbicara mengenai Badan Pengelola Investasi Danantara (BPI Danantara) yang dibentuk oleh Presiden Prabowo. Ada tujuh BUMN yang akan menyumbangkan sejumlah asetnya untuk dikelola BPI Danantara.
ADVERTISEMENT
Ketujuh BUMN itu adalah PT Bank Mandiri (BMRI) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Tbk, PT Bank Nasional Indonesia (BBNI) Tbk, PT Pertamina, PT PLN , MIND ID, PT Telkom Indonesia (TLKM) Tbk. Selain itu status Indonesia Investment Authority (INA) otomatis melebur.
Erick mengatakan, pembentukan Danantara merupakan roadmap atau peta jalan BUMN yang sudah berjalan hampir 2 tahun.
"Sesuai dengan RUU BUMN yang sudah kita gulirkan hampir 2 tahun sebelumnya kemarin, memang kan roadmap BUMN itu kearah sana. Dan saya selalu bilang superholding penting itu. Jadi bukan sesuatu yang dia lihat, yang dia ganti gitu, jadi prosesnya sudah berjalan," kata Erick di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis (7/11).
ADVERTISEMENT
Erick mengatakan, saat ini dari 47 BUMN, sebanyak 40 BUMN atau 85 persen dinyatakan sehat, sedangkan 7 BUMN masih dalam proses penyehatan.
"Dan kalo kita lihat bayangkan yang net profit itu dari Rp 13 triliun naik ke Rp 327 triliun, sehat gak? Ini konsumen udah sehat nggak? Sehat. Makanya kalau sehat bisa dividen sampai Rp 90 triliun. Berarti sehat. Kalau nggak sehat nggak mungkin dividen," ujarnya.
Hingga saat ini, Erick mengatakan bahwa pembentukan Danantara ini masih dalam bentuk kajian. Adapun tujuh BUMN yang masuk ke superholding Danantara, Erick mengatakan itu sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menyehatkan perusahaan plat merah.
"Tidak perlu negatif thinking karena itu proses yang sedang kita kebut. Tetapi namanya beda-beda itu. Kalau dulu kondisi BUMN-nya tidak sehat, tapi sekarang sehat. Kita jangan berasumsi tebak-tebakan gitu. Dari 47 [perusahaan], 40 sehat, 7 masih rugi," ujarnya.
ADVERTISEMENT