Erick Thohir Tunjuk Maya Watono Jadi Direktur Marketing Holding BUMN Pariwisata

14 Januari 2022 16:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi meluncurkan Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, InJourney. Mengisi holding pariwisata ini, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Maya Watono ke dalam jajaran direksi.
ADVERTISEMENT
Diketahui Maya Watono merupakan CEO di perusahaan iklan terbesar di Indonesia, Dentsu Aegis Network (DAN) Indonesia.
"Per hari ini saya dilantik untuk memasuki InJourney sebagai direksi, dan lebih tepatnya Direktur Marketing dan Consumer Experience. Memang ini kekhususan yang tidak mudah, saya sudah berada di industri periklanan selama 15 tahun," ujar Maya dalam pertemuan virtual, Jumat (14/1).
Dia menilai penunjukan ini sebagai kesempatan yang tidak bisa dilewatkan. Sebab ini menjadi kesempatan untuk bisa berkontribusi langsung kepada negara.
"Saat ada penawaran ini datang hadir dari Pak Erick dan juga konsep yang sangat luar biasa ini membuat suatu opportunity yang tidak bisa saya lewatkan dan juga opportunity untuk mengabdi ke negara dan berusaha memberikan yang terbaik untuk bangsa ini adalah sesuatu yang luar biasa," kata dia.
Maya Watono. Foto: Darin Atiandina/kumparan
InJourney, kata dia, merupakan suatu konsep holding yang dinilai sangat menarik karena ini tidak pernah ada di Indonesia dan akan menjadi holding pariwisata terbesar di Asia Tenggara. Menurutnya Indonesia punya potensi yang sangat besar, tapi belum bisa memaksimalkan aset-aset negara dari sisi pariwisata dan melalui holding ini bisa membentuk suatu sistem ekosistem terintegrasi untuk pariwisata.
ADVERTISEMENT
"Targetnya juga kita harus 17 juta wisatawan mancanegara, 330 juta wisatawan nusantara, dan juga kembali mengkontribusikan 4,5 persen GDP atau 13 juta lapangan kerja. Saya rasa 4,5 persen GDP itu tidak terlalu besar kalau dibanding negara lain untuk dari sisi pariwisata, tapi memang itu cukup effort yang cukup besar karena kontribusi GDP saat pandemi turun di bawah 4 persen," tuturnya.
Dia juga mengatakan, perekrutan dirinya dinilai sebagai upaya reformasi kultur kerja di dalam BUMN.
"Memang dari Pak Erick sendiri ada keinginan untuk reformasi BUMN. Secara reformasi ini adalah reformasi cara bekerja, di mana harus lebih slim, simple, agile, professional, dan itu membutuhkan injection darah-darah segar dari luar," jelasnya.