Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fakta-fakta CEO Apple Temui Jokowi: Nilai Investasi hingga Proyek yang Diincar
18 April 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Usai bertemu Jokowi, Tim Cook mengatakan Indonesia punya potensi investasi yang besar, pihaknya menyatakan beberapa proyek yang menjadi incaran Apple berinvestasi. Berikut fakta-faktanya.
Apple Akui Potensi Investasi RI Besar
Cook mengakui Indonesia merupakan pasar yang penting bagi Apple. Ia menilai Indonesia memiliki kemampuan investasi yang besar.
Saya pikir ada banyak tempat (di Indonesia) yang bagus untuk berinvestasi dan kami berinvestasi, kami percaya pada negara ini," kata Tim Cook.
Usai bicara dengan Jokowi, Cook mengaku telah mendengar komitmen dan keinginan pemerintah agar Apple membangun pabrik di Indonesia.
“Kami berbicara tentang keinginan presiden untuk melihat banyak pabrik di negara ini dan itu adalah sesuatu yang akan kami pertimbangkan,” jelas dia.
Sudah Investasi Rp 1,6 T di Indonesia
ADVERTISEMENT
Apple sudah investasi di Indonesia dengan nilai Rp 1,6 triliun. Investasi tersebut berupa fasilitas Apple Developer Academy yang dibangun di 4 titik lokasi di Indonesia, yakni di Batam, Surabaya, Tangerang Selatan, dan Bali.
"Nah itu nilai total investasinya sekitar Rp 1,6 triliun dari keempat kota," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita usai mendampingi Jokowi menerima Cook di Istana, Rabu (17/4).
Investasi Apple dalam fasilitas tersebut merupakan bagian dari persyaratan TKDN produsen iPhone tersebut boleh masuk ke pasar Indonesia.
Minta Apple Developer Academy Ditambah
Agus juga mengatakan, pemerintah ingin agar jumlah Apple Developer Academy di Indonesia ditambah.
Pemerintah ingin fasilitas tersebut juga dibangun di luar Jawa seperti di Makassar hingga IKN di Kalimantan.
ADVERTISEMENT
"Kami mau mengarahkan mungkin di timur satu, di Makassar dan di IKN, ya, untuk Apple Development Academy. Nah, itu cara-cara menghitung TKDN yang mungkin kita tidak boleh kaku tapi investasi masuk," ujar Agus.
Dorong Apple Bangun Manufaktur di Indonesia
Pemerintah berharap Apple bisa membangun manufakturnya di Indonesia. Kemenperin mencatat impor handphone di Indonesia dari tahun 2023 mencapai 2,79 juta pieces dan 85 persennya adalah produk dari Apple.
Nilai penjualan Apple di Indonesia mencapai USD 2 miliar atau 32,46 triliun (kurs Rp 16.232 per USD), lebih besar dari realisasi investasi Apple Rp 1,6 triliun. Agus Gumiwang bilang nilai investasi dan manfaat pasar yang didapat Apple harus ada keseimbangan.
"Jadi kalau bisa dikomparasi antara nilai importasi yang saya sampaikan tadi sekitar USD 2 miliar, dibandingkan dengan investasi maka tadi, kami, Bapak Presiden juga meminta agar supaya establishment-nya diperluas," kata Menperin.
ADVERTISEMENT
"Jadi tadi kami sudah sepakat bahwa proses tersebut akan kita mulai, proses untuk membangun manufaktur mereka di Indonesia, atau mereka menggunakan komponen-komponen yang sudah bisa diproduksi di Indonesia," sambungnya.
Kalah Besar dengan Investasi di Vietnam
Realisasi investasi Apple di Indonesia ternyata kalah besar dengan realisasi investasi Apple di negara tetangga, Vietnam. Dikutip dari Reuters, nilai investasi yang digelontorkan Apple ke Vietnam mencapai USD 15,84 miliar atau sekitar Rp 256,93 triliun (kurs Rp 16.220 per USD).
Di Indonesia, investasi raksasa teknologi asal AS itu dominan di sektor pengembangan SDM yakni berupa pembangunan fasilitas Apple Developer Academy senilai Rp 1,6 triliun, tersebar di 4 kota. Sementara di Vietnam investasi Apple sudah menyasar pembangunan manufaktur.
Apple memproduksi iPad, AirPods, dan Apple Watch di Vietnam. Apple pada tahun 2022 memiliki 25 pemasok/supplier, meningkat dari 21 pemasok pada tahun 2020. Pemasok tersebut termasuk Foxconn, GoerTek, Luxshare, Intel, Samsung Electronics dan Compal.
ADVERTISEMENT
Pemasok vendor utamanya, seperti Foxconn, juga pindah atau berencana pindah ke Vietnam, dan beberapa di antaranya mengalihkan sebagian aktivitasnya ke luar China ketika terjadi ketegangan China-AS.