Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fakta-fakta PayTren yang Disebut Wirda Mansur Sempat Ditawar Rp 4 Triliun
16 April 2022 8:38 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 23 Juni 2022 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal itu ia sampaikan lewat story instagramnya @wirda_mansur yang dikutip kumparan Rabu (13/4), saat memberi tanggapan terkait video sang ayah yang viral beberapa waktu terakhir terkait PT Paytren Aset Manajemen.
Dalam video tersebut, Yusuf Mansur seakan membutuhkan dana sekitar Rp 1 triliun untuk membesarkan PayTren.
"Bisa saya ngajak ngomong Anda semua, butuh duit Rp 1 triliun buat ngegedein PayTren? Bisa?," kata Yusuf Mansur berapi-api dalam video tersebut.
Namun menurut Wirda uang Rp 1 triliun bukan lah perkara besar. Pasalnya, ada salah satu investor yang sempat menawarkan saham Paytren senilai Rp 4 triliun di 2018.
"PayTren pengen dibeli sahamnya sekian persen, dengan angka 4 TRILIUN Rupiah, dengan di tahun tersebut,” tulis dia.
Tak hanya itu, Wirda juga membeberkan kalau investor tersebut adalah perusahaan besar. "Investor ini GEDE BANGET, salah 1 pioneer apps transportasi yang kalo disebutin merknya kalian pasti tau lah siapa," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Adapun menurutnya, saat itu PayTren merupakan e-wallet pertama di Indonesia. Namun berjalannya waktu, sang ayah memutuskan untuk tidak menjual Paytren kepada sang investor.
Lalu siapakah investor yang dimaksud?
Berdasarkan telusuran kumparan, PayTren sempat bekerja sama dengan Grab pada Desember 2017. Melalui kerja sama ini, kedua belah pihak berambisi membentuk jaringan pengusaha mikro besar di Indonesia dengan target member mencapai 3 juta pengusaha.
Di mana, mulai pertengahan 2018 para mitra PayTren di Indonesia dapat merekrut mitra pengemudi Grab melalui aplikasi PayTren dan pada akhirnya nanti, mitra PayTren itu akan memperoleh penghasilan tambahan.
Mitra PayTren juga bisa memanfaatkan aplikasi serta layanan Kudo yang dimiliki Grab, untuk membangun bisnisnya lebih lanjut.
Mengenai hal tersebut, kumparan telah mencoba mengkonfirmasi ke Yusuf Mansur. Namun Yusuf Mansur tidak memberikan jawaban pasti. Ia hanya membalas dengan pesan whatsapp “Subhanallah, semua dari saya jadi berita ya.”
ADVERTISEMENT
kumparan juga sudah mencoba menghubungi pihak Grab terkait hal tersebut. Namun hingga berita ini publish belum ada respons dari Grab.
Profil PayTren
Berdasarkan data di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PayTren Asset Manajemen (PAM) eksis di pasar modal syariah Indonesia sejak 24 Oktober 2017. Pemegang saham mayoritasnya adalah Yusuf Mansur sebesar 94 persen dan Deddi Nordiawan 6 persen.
PayTren memiliki modal dasar Rp 25 miliar dan modal disetor Rp 17,65 miliar. Awalnya, PayTren memiliki tiga produk keuangan syariah, AM Syariah Saham Dana Falah (reksa dana saham), PAM Syariah Likuid Dana Safia (reksa dana pasar uang), dan PAM Syariah Campuran Dana Daqu (reksadana campuran). Kini hanya tersisa satu yang diperdagangkan, yaitu PAM Syariah Likuid Dana Safia (reksa dana pasar uang). Sementara dua lainnya dilikuidasi OJK karena dana kelolanya berada di bawah batas minimal yang dipersyaratkan.
ADVERTISEMENT
Kinerja Reksa Dana PAM Syariah Likuid Dana Safia pun tidak terlalu moncer. Terlihat dari total dana kelolaan (AUM) PayTren menyusut menjadi hanya Rp 1,61 miliar.
Padahal, di Desember 2021, total AUM PayTren mencapai Rp 13,08 miliar. Bahkan, di Desember 2019, total AUM PayTren mencapai Rp 32,86 miliar.
Mau Dijual ke Investor Baru
Pada Maret 2022 lalu, PayTren dilaporkan akan menjual seluruh sahamnya kepada investor baru.
Direktur Utama PayTren, Ayu Widuri, menjelaskan tujuan dari penjualan keseluruhan saham PayTren itu untuk mencapai visi dan misi PayTren, salah satunya menjadi manajemen aset syariah pertama di Indonesia.
"Tujuannya mendapatkan strategic partner untuk pengembangan PayTren AM sebagai Manajer Investasi Syariah pertama di Indonesia," ujar Ayu saat dihubungi kumparan, pada 19 Maret lalu.
ADVERTISEMENT
Progres jual beli saham sedang dalam tahap proses perizinan kepada pihak regulator yang berwenang, yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dia mengakui, sudah ada calon pembeli saham PayTren, tetapi belum mau mengungkap identitasnya.
"Insyaallah sudah ada. Calon pembeli belum bisa diinfo karena saat ini masih dalam proses perizinan," ujar Ayu.
Proses jual beli saham PayTren dilakukan melalui proses due diligence atau uji tuntas, yaitu aktivitas investigasi atau audit riwayat keuangan yang dilakukan oleh calon investor terhadap perusahaan di mana dia hendak menanamkan modal.
*****
kumparan bagi-bagi starter pack kuliah senilai total Rp 30 juta untuk peserta SNMPTN 2022. Lolos atau nggak, kamu bisa tetap ikutan, lho! Intip mekanismenya di LINK ini .
ADVERTISEMENT