Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Fakta-fakta Pendapatan Ojol yang Nyaris Setara Ongkos yang Keluar
11 Oktober 2022 6:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub ) mencatat, pendapatan per hari pengemudi ojek online (Ojol) nyaris sama dengan ongkos yang dikeluarkan. Adapun survei tersebut dilakukan kepada 2.016 responden mitra ojol pada 13-20 September 2022 via media survei online dengan sampling kurang 5 persen di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan rangkum fakta-fakta pendapatan ojol yang nyaris setara ongkos yang keluar:
Orderan Berkurang, Pendapatan Tertinggi Hanya Rp 100 Ribu
Pendapatan per hari pengemudi hampir sama dengan biaya operasionalnya. Terbanyak rata-rata pendapatan per hari Rp 50 ribu-Rp 100 ribu (50,10 persen) dan biaya operasional per hari terbanyak kisaran Rp 50 ribu-Rp 100 ribu (44,10 persen).
"Banyaknya pesanan sebelum pemberlakuan tarif baru 5-10 kali (46,88 persen) dan sesudah pemberlakuan tarif kurang dari 5 kali (55,65 persen)," dalam survei tersebut yang dikutip Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno dalam keterangannya, Sabtu (8/10).
Jika diakumulasikan, pendapatan pengemudi Ojol rata-rata masih sebatas kurang dari Rp 3,5 juta per bulan. Hal ini tidak sesuai dengan janji para aplikator angkutan berbasis daring pada tahun 2016 yang mencapai Rp 8 juta per bulan.
ADVERTISEMENT
Jarang Dapat Bonus dari Perusahaan Hingga Jumlah Tip Berkurang
Pengemudi mengaku jarang mendapatkan bonus (52,08 persen) dari aplikator dan sebagian besar menyatakan tidak pernah (37,40 persen) mendapatkan bonus dari aplikator. Sementara untuk mendapatkan tip dari penumpang juga jarang (75,79 persen).
Dengan adanya pemberlakuan tarif baru, sebagian pengguna jasa ojek online mengurangi penggunaan dan tak sedikit yang berpindah ke angkutan lain.
Pendapatan Habis untuk Bayar Biaya Aplikasi Semakin Liar
Ketua Umum Garda Indonesia Igun Wicaksono mengungkapkan usai kenaikan harga BBM subsidi, pendapatan driver ojol makin terus menurun sebesar 30 hingga 50 persen. Pasalnya, biaya operasional ojol kian meninggi terutama pengeluaran untuk membeli BBM.
"Pendapatan ojol makin terus menurun lebih dari 30 sampai 50 persen," ujar Igun kepada kumparan, Senin (10/10).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kenaikan tarif ojol berdasarkan Kepmenhub No.KP 667 tahun 2022 nyatanya tidak juga dapat memperbaiki nasib para pengemudi ojol. Dalam KP 667 tahun 2022 tercantum kenaikan tarif ojol mulai dari 6 persen sampai 15 persen dan besaran potongan biaya aplikasi maksimal 15 persen. Namun, kata Igun, fakta yang terjadi di lapangan, pendapatan pengemudi ojol makin tertekan.
"Pasca terbitnya KP 667 tahun 2022 pihak perusahaan aplikator makin menaikkan nilai potongan biaya aplikasi secara liar jauh di atas regulasi aturan yang telah dibuat oleh pemerintah," kata Igun.
Curhatan Mitra, Beralih ke Motor Listrik Hingga Cari Pekerjaan Lain
Mitra pengemudi ojol Gojek, Liam menyebut, dirinya sudah beralih menggunakan motor listrik (electric vehicle). Sejak menggunakan motor listrik, biaya rata-rata pengeluarannya sebesar Rp 30.000 per hari.
ADVERTISEMENT
Liam juga bersyukur terhadap perusahaannya yang menaikkan tarif minimum. Ia merasa bahwa penghasilannya ikut bertambah. Kendati demikian, ia akan mencari pekerjaan lainnya, apabila dirinya bekerja tanpa memperoleh penghasilan alias nombok.
"Kebutuhan keluarga dirumah kan harus terus dipenuhi," tandas Liam.