Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Butuh sekitar 10 jam agar Jakarta kembali bergeliat usai pemadaman listrik massal pada Minggu (4/8) kemarin.
ADVERTISEMENT
Tidak ada energi alternatif lain pada saat itu. Jakarta seketika menjadi kota tanpa penerangan cahaya.
Selain aktivitas transportasi seperti KRL yang terganggu, aktivitas pedagang kaki lima, lampu penerangan jalan, hingga Monas juga ikut terganggu saat pemadaman massal tersebut.
Gedung-gedung seperti pusat belanja atau mal terpaksa harus menggunakan genset agar listrik tetap menyala.
Selain itu, tampak pedagang kaki lima di sepanjang jalan Sabang, Jakarta Pusat, harus menggunakan lilin untuk menerangi pelanggannya saat menyantap makanan.
PT PLN (Persero) mengaku rugi sekitar Rp 90 miliar atas kejadian mati listrik yang terjadi di Jabodetabek itu. Angka yang fantastis itu berasal dari 9.000 MW listrik yang hilang dengan harga tarif listrik per kWh-nya Ro 1.457 per kWh.
ADVERTISEMENT