Grup Bank Dunia Beri Pinjaman Rp 1,45 T untuk Kawasan Industri Subang

4 Agustus 2018 17:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
World Bank  (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
zoom-in-whitePerbesar
World Bank (Foto: Reuters/Jonathan Ernst)
ADVERTISEMENT
International Finance Corporation (IFC), anggota dari Grup Bank Dunia atau World Bank, memberikan pinjaman sebesar USD 100 juta atau sekitar Rp 1,45 triliun (kurs Rp 14.500) kepada PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) untuk mendukung pengembangan kawasan industri hijau di Subang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
IFC dan SSIA menandatangani paket pinjaman tersebut untuk area seluas 2.000 hektare (ha) sebagai lokasi wilayah industri hijau dengan fitur-fitur terkini yang berlokasi di Subang, Jawa Barat. Selain itu, lebih dari 34.000 pekerjaan akan disediakan di kawasan tersebut.
Berlokasi di sepanjang jaringan jalan tol Trans Jawa, wilayah industri Subang akan menyediakan infrastruktur modern untuk pabrik-pabrik domestik maupun internasional.
Lokasi tersebut dipilih agar secara strategis dapat mengakses Bandara Internasional Kertajati yang baru dibuka, serta Pelabuhan Laut Dalam Patimban yang tengah dibangun di Subang, sebagai salah satu proyek strategis nasional.
Presiden Direktur IFC Philippe Le Houérou mengatakan, pihaknya juga merencanakan untuk mendorong investasi di sektor pariwisata Indonesia. Hal ini untuk mendukung usaha pemerintah Indonesia untuk mempercepat pembangunan pariwisata pada tujuan-tujuan utama wisata di seluruh nusantara.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Kawasan Industri  (Foto: Toru Hanai/Reuters )
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kawasan Industri (Foto: Toru Hanai/Reuters )
Menurutnya, sektor pariwisata menawarkan peluang yang luar biasa untuk pertumbuhan Indonesia di masa depan. Philippe bilang, pembangunan pariwisata harus terus berkembang di luar Bali ke tujuan wisata lainnya.
"Ini tujuan penting perencanaan pariwisata nasional pemerintah Indonesia, yang didukung oleh IFC dengan mendorong investasi pada proyek-proyek pariwisata. Utamanya di lokasi yang belum sepenuhnya berkembang, serta dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Sabtu (4/8).
Sementara itu, Presiden Direktur SSIA Johannes Suriadjaja mengatakan, dengan investasi IFC di dalam perusahaan akan menciptakan pasar dan membuka peluang masa depan yang lebih besar bagi proyek Subang Kota Industri barunya.
“Kami sangat senang bermitra dengan IFC untuk pembangunan wilayah industri Subang yang baru,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Selain penyediaan pendanaan jangka panjang, SSIA optimistis kerja sama dengan IFC akan membantu menyiapkan standar hijau berkelanjutan yang baru bagi pengembangan kawasan industri, yakni melalui penggunaan teknologi terkini. Selain itu juga mendorong pengembang wilayah industri lainnya untuk mengikuti jalur yang sama.
Subang City of Industry diproyeksikan sebagai model area industri di masa depan dengan menjadi wilayah industri pintar (smart) dan berkelanjutan (sustainable) pertama bagi pelanggan dan masyarakat di Indonesia. Ini sejalan dengan visi SSIA untuk membangun Indonesia yang lebih baik.
Fitur penting wilayah Subang yang baru adalah fitur inovasi hijau, seperti transportasi listrik, panel surya dan teknologi efisiensi air dan tenaga. Ini akan menjadi wilayah industri pertama yang mempromosikan standar gedung hijau dari IFC, di mana SSIA dan pabrik-pabrik penyewanya berusaha mencapai penghematan setidaknya 20 persen untuk daya air dan material dibanding pembangunan yang serupa lainnya.
ADVERTISEMENT