Grup Konglomerasi Gencar Lakukan Akuisisi di Tahun Politik, Siapa Paling Besar?

10 Juli 2024 15:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anthony Salim, pemilik kelompok usaha Grup Salim. Foto: CAR
zoom-in-whitePerbesar
Anthony Salim, pemilik kelompok usaha Grup Salim. Foto: CAR
ADVERTISEMENT
Sejumlah grup konglomerasi tanah air gencar melakukan akuisisi di tahun ini. Tahun politik juga tidak menjadi alasan mereka untuk mengerem ekspansi.
ADVERTISEMENT
Tak tanggung-tanggung, grup konglomerasi mulai menggelontorkan dana yang cukup fantastis untuk mencaplok sejumlah perusahaan di pertengahan tahun ini.
Lalu siapakah yang paling ekspansif dan mengeluarkan uang paling besar untuk aksi akuisisi ini? Berikut data yang sudah kumparan rangkum:
Grup Djarum
Djarum yang dimiliki Robert Budi Hartono dan Michael Hartono, menjadi salah satu grup konglomerasi yang aktif melakukan akuisisi. Terbaru, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui anak usahanya, PT Iforte Solusi Infotek, telah menyelesaikan akuisisi sebesar  90,11 persen saham PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). Adapun nilai akuisisinya yaitu Rp 3,42 triliun atau setara dengan Rp 2.813 per saham.
Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan, Facebook
Anak usaha Grup Djarum lainnya, PT Global Digital Niaga (BELI) atau Blibli mengakuisisi PT Dekoruma Inovasi Lestari (DIL) dengan membeli 26.167 lembar saham seri C yang mewakili 99,83 persen kepemilikan saham. Adapun total transaksi akuisisi tersebut senilai Rp 1,16 triliun.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, anak usaha Grup Djarum, PT Anarawata Puspa Utama bersama PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang telah sepakat atas jual beli saham dan pengambilan baru atas PT Suryacipta Swadaya senilai Rp 3,1 triliun.
Anarawata Puspa Utama mengambil alih sebanyak 55.808.781 saham PT Suryacipta Swadaya milik Surya Semesta Internusa senilai Rp 169,8 miliar. Sementara itu, Suryacipta Swadaya akan menerbitkan saham baru sejumlah 962.701.486. Dengan demikian, Anarawata Puspa Utama akan menyerap penerbitan saham baru tersebut senilai Rp 2,9 triliun.
Salim Group
Anthoni Salim Foto: wikimedia commons
Salim Group milik Anthoni Salim melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services menggandeng sebuah konsorsium yang dipimpin oleh GIC dari Singapura  untuk membeli 35 persen saham PT Jasamarga untuk Tol Trans Jawa . Nilai akuisisi ini sangat besar yaitu Rp 15,75 triliun. Nilai tersebut menjadi salah satu yang terbesar tahun ini.
ADVERTISEMENT
Grup Salim lainnya yaitu PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), perusahaan duet dengan Grup Gelael, telah mengakuisisi mayoritas saham PT Jagonya Ayam Indonesia (JAI) senilai Rp 160,42 miliar atau sebesar 70 persen saham. Transaksi ini sekaligus adanya penerbitan 229.181 saham seri A, FAST mengambil bagian sebesar 160.427 saham.
Grup Chandra Asri
Grup yang dimiliki orang paling tajir Indonesia, Prajogo Pangestu, tercatat mengakuisisi PT Petrosea Tbk (PTRO) melalui salah satu anak usaha, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Petrindo Jaya Kreasi sepakat akuisisi 342,92 juta saham PTRO milik pemegang saham lama PTRO, yaitu PT Caraka Reksa Optima. Jumlah saham tersebut mewakili 34 persen dari modal disetor. Dengan demikian perseroan menjadi pemegang saham pengendali PTRO
ADVERTISEMENT
Selanjutnya ada PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melalui anak usahanya, PT Barito Wind Energy (BWE) telah menyelesaikan akuisisi 99,99 persen saham di PT UPC Sidrap Bayu Energy dari UPC Renewables Asia Pacific Holding Pte. Ltd. (UPCAPH), ACEN Renewables International Pte. Ltd. (ACRI), UPC Renewables Asia III Limited (Asia III), Sidrap (HK) Limited (Sidrap HK), dan Sunedison Sidrap B.V. (SunEd BV).
Presiden Komisaris PT Barito Pacific Prajogo Pangestu. Foto: Barito Pacific
Berdasarkan keterbukaan informasi, 515.515 saham kelas A dan 34.368 saham kelas B yang mewakili sekitar 99,99 persen dari jumlah modal disetor dan ditempatkan PT UPC Sidrap Bayu Energi (Sidrap 1) dari UPCAPH, ACRI, Asia II, Sidrap HK dan SunEd BV, dengan harga pembelian sebesar Rp 1,62 triliun.
Sementara itu, 2.499 saham atau sekitar 99,99 persen dari jumlah modal disetor dan modal ditempatkan PT UPC Operation and Maintenance Indonesia (OMI) dari UPCAPH dengan harga pembelian sebesar Rp 4,72 miliar.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ada PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) telah mengakuisisi saham Shell Energy and Chemicals Park Singapore (SECP) milik Shell Singapore Pte Ltd (SSPL). Perseroan tidak menyebutkan total nilai investasi yang digelontorkan dalam aksi korporasi ini. Dari aksi tersebut, TPIA memproyeksikan akan mendapatkan tambahan pendapatan hingga sekitar Rp128 triliun per tahun.
Emtek Group
Eddy Kusnadi Sariatmadja, Presiden Komisaris Emtek. Foto: Emtek.co.id
Ada juga PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mengakuisisi 51 persen saham PT Cardig Aero Services Tbk (CASS) melalui anak usahanya yaitu PT Roket Cipta Sentosa. Adapun total harga pembelian sahamnya sebesar Rp 872 miliar dan harga per saham adalah Rp 820. Pembelian saham tersebut dilakukan melalui crossing pada pasar negosiasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Rekomendasi Analis

Pengamat Pasar Modal, Willian Hartanto mengatakan, sebetulnya tahun politik efeknya minim terhadap market. Tapi menurutnya, aksi akuisisi ini bagus karena bisa mengurangi jumlah pesaing bisnis dan memperbesar pangsa pasar.
ADVERTISEMENT
“Ini ujungnya akan ke peningkatan kinerja dan pertumbuhan laba,” katanya kepada kumparan, Rabu (10/7).
William merekomendasikan, saham-saham yang melakukan akuisisi ini bisa menjadi pilihan untuk dikoleksi investor untuk jangka panjang, dan sebaliknya untuk yang diakuisisi (kalau dia perusahaan Tbk) menarik untuk jangka pendek atau trader.
“Karena umumnya, aksi akuisisi ini juga dilakukan dengan melakukan pembelian saham di pasar sehingga harga saham yang diakuisisi mengalami penguatan,” jelas dia.
Ia pun merekomendasikan saham TOWR, SSIA, dan PTRO.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.