Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Gufron, hal utama yang perlu dipikirkan sebelum membangun UMKM adalah melakukan riset terhadap pasar. Kiat ini juga ia terapkan kala mulai membangun Haus!.
Gufron mengatakan, saat Haus dibangun, minuman boba tengah menjadi salah satu yang digandrungi masyarakat.
"Jadi ketika teman mau milih satu bisnis, pastiin market kategori itu sedang tumbuh. Waktu itu memang sudah ada satu tren yang sudah jadi top of mind," tutur Gufron.
Selanjutnya, bedah lagi peluang rencana bisnis yang ingin digeluti. "Haus! masuk kategori itu untuk segmen middle low. Makanya kita jadi pioner, harus tahu market size, playernya siapa aja. menjadi top of mind satu kategori itu sangat penting," pungkasnya.
Haus!, kata Gufron, masuk dalam kategori middle class. 49 persen penduduk Indonesia merupakan kelompok ini.
ADVERTISEMENT
Perlukah Bujet Rugi dalam Usaha?
"Kalau di haus kebetulan enggak ya, kita dari awal kita bisnis profit," jawab Gufron.
Kendati begitu, ia menuturkan selalu ada risiko gagal dalam usaha. Ia kemudian bercerita saat memulai bisnis pada 2010, ia selalu mengalami kegagalan hingga 2012. Gufron menyebut tahun-tahun tersebut sebagai masa-masa kegelapannya.
"Baru setelah 2012 mulai merasakan bisnis yang menghasilkan. Pelan-pelan dari apa namanya bisnis pertama rendang kemasan, donat, sampai makin lama makin besar," tuturnya.