Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Saat ingin belajar mengendarai sepeda, kata Gufron Syarif, kita mungkin merasa akan mudah seperti apa yang tampak dalam buku panduan atau video.
"Bisnis itu kayak naik sepeda, kita bisa belajar tata cara naik sepeda di buku ya, let say panduan naik sepeda. Bisa pelajari tonton Youtube," ujarnya.
"begitu naik sepeda, langsung bisa jalan? Enggak. 99 persen orang belajar sepeda jatuh bangun sampai korengan waktu kecil," sambungnya.
Gufron melanjutkan, mencoba berbisnis juga tak jauh berbeda seperti mengayuh sepeda. Sebisa mungkin, katanya, hindari untuk langsung mencoba mengayuh kencang alias langsung mengucurkan modal besar.
"Seperti naik sepeda, bisnis pun harus dilatih dulu instingnya. Mulai dari dropshipper, jadi reseller, jadi distributor lalu mulai bikin brand sendiri. Jadi step by stepnya," tuturnya.
Kiat Sebelum Memulai Bisnis
Menurut Gufron, hal utama yang perlu dipikirkan sebelum memulai bisnis adalah melakukan riset terhadap pasar. Ini juga ia terapkan kala mulai membangun Haus!.
ADVERTISEMENT
Gufron mengatakan, saat Haus dibangun, minuman boba tengah menjadi salah satu yang digandrungi masyarakat.
"Jadi ketika teman mau milih satu bisnis, pastiin market kategori itu sedang tumbuh. Waktu itu memang sudah ada satu tren yang sudah jadi top of mind," tutur Gufron.
Selanjutnya, bedah lagi peluang rencana bisnis yang ingin digeluti. "Haus! masuk kategori itu untuk segmen middle low. Makanya kita jadi pioner. harus tahu market size, playernya siapa aja. menjadi top of mind satu kategori itu sangat penting," pungkasnya.