Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Habib Luthfi Ketemu Jokowi, Bawa Pengusaha Korsel Bahas Penyulingan Minyak
12 Juni 2024 14:23 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kedatangan Muhammad Luthfi bin Yahya alias Habib Luthfi ke Kompleks Istana Kepresidenan rupanya untuk membawa pebisnis asal Korea Selatan (Korsel) untuk bertemu dengan Presiden Jokowi .
ADVERTISEMENT
Yang dibawa oleh Habib Luthfi untuk bertemu dengan Jokowi adalah Ketua Asosiasi Bisnis Korsel-Uni Emirat Arab (UEA), Kim Kyung-hee. Kim juga merupakan manager cabang Korsel untuk perusahaan bernama Atlantis Wide Gas dan Petro Trading yang ada di UEA.
"Jadi sebetulnya saya ke sini mendapat undangan dari Bapak Habib Luthfi, [anggota] Wantimpres. Bapak Habib terkait dengan pengembangan penyulingan ini," kata Kim, Rabu (12/6).
Kim mengatakan, kedatangannya untuk menjajaki pengembangan bisnis penyulingan minyak di Indonesia.
"Jadi maksud ke sini bertemu Presiden itu adalah ingin menjajaki pengembangan bisnis penyulingan minyak karena memang di Indonesia ini erat dengan kebutuhan terkait penyulingan minyak tersebut dan juga bisnis terkait perlindungan lingkungan," kata Kim, Rabu (12/6).
"Ke depannya, Indonesia terkait dengan perlindungan lingkungan dan penyulingan minyak ini bisa lebih maju dan bisa memenuhi kebutuhan nasional," lanjut Kim.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, belum ada pembicaraan lebih lanjut terkait target investasi maupun lokasi penyulingan minyak yang ingin dikembangkan di Indonesia.
"Jadi kalau untuk lokasi atau hal-hal seperti itu masih belum. Karena ini masih sifatnya adalah penjajakan. Jadi bagaimana nanti kita bisa manfaatkan," tuturnya.
Jokowi sendiri juga belum menanggapi banyak soal keinginan pengembangan bisnis tersebut. Namun, Jokowi disebut akan berdiskusi dulu dengan para menteri terkait.
"Dari Presiden tadi menyampaikan bahwa akan menindaklanjuti, tapi dengan dibicarakan dulu dengan menteri-menteri dan perusahaan terkait. Seperti itu," pungkasnya.