Hanya Andalkan Waduk Jatiluhur, Jakarta Terancam Krisis Air Minum

26 Juli 2023 13:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Senin (28/11/2022). Foto: Dok. Kementerian PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Senin (28/11/2022). Foto: Dok. Kementerian PUPR
ADVERTISEMENT
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan Jakarta saat ini sedang rentan dalam hal penyediaan air minum yang bersih dan layak.
ADVERTISEMENT
"Jakarta ini sangat rentan penyediaan air minumnya, sampai sekarang hanya satu sumbernya, yaitu dari Jatiluhur," kata Basuki di Konferensi Sewindu Proyek Strategis Nasional, di Jakarta, Rabu (26/7).
Untuk meningkatkan akses air minum yang aman dan layak di Jakarta, Kementerian PUPR telah menyiapkan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) regional Jatiluhur 1 melalui skema pembiayaan KPBU.
"Maka dari itu kami sedang siapkan tambahan SPAM Jatiluhur ini sebanyak 16.000 meter kubik per detik," kata Basuki.
PUPR juga menyiapkan sumber lainnya selain di Jatiluhur, yakni SPAM di Karian, Banten. SPAM ini akan menyuplai air minum di Jakarta dari wilayah Barat.
"Dulu itu hanya satu (sumber), begitu tanggul jebol di Bekasi, Jakarta sudah kekeringan. Dengan nanti ada dua SPAM, dari Jatiluhur, dan ada 1 SPAM dari Karian Insyaallah bisa lebih aman," pungkasnya.
ADVERTISEMENT

Ongkos Jumbo Bangun Fasilitas Air Bersih di RI

Warga mengambil air dari aliran Sungai Banjir Kanal Barat untuk kebutuhan sehari-hari di Jakarta, Senin (9/1/2023). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri PUPR Bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali, mengakui pemerintah kesulitan dalam pendanaan di sektor air bersih apabila hanya mengandalkan kas negara. Padahal air bersih menjadi isu serius yang harus diatasi Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk yang besar.
"Pemerintah punya hambatan fiskal. Kalau kita ingin membangun air bersih, kita butuh setidaknya dalam 5 tahun pembangunan itu Rp 256 triliun. Dalam kemampuan pemerintah kan sepertiganya enggak sampai, dan kita butuh swasta masuk," kata Firdaus usai Diskusi Road to World Water Forum di Kantor PUPR, Selasa (4/7).
Kebutuhan anggaran yang dia hitung itu untuk membangun infrastruktur air baku, termasuk perpipaan hingga air bersih. Jumlah ini belum termasuk kebutuhan untuk pembangunan infrastruktur sanitasi.
Warga mengambil air bersih untuk kebutuhan memasak dan minum di sumber mata air di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (14/6/2023). Foto: Mohamad Hamzah/ANTARA FOTO
Meski kebutuhan air sangat besar, Firdaus melihat Indonesia merupakan negara yang sangat menarik bagi investor untuk investasi di sektor air bersih. Tinggal nanti bagaimana pemerintah bisa memberikan kepastian kebijakan dan kepastian tarif bagi pelaku swasta.
ADVERTISEMENT
Tahun 2024 Indonesia akan menjadi tuan rumah World Water Forum ke-10 yang akan digelar di Bali. Firdaus mengatakan ini menjadi peluang emas mempromosikan potensi investasi air bersih di Indonesia.