Harga Saham Masih Undervalued, BRI Lakukan Buyback

1 Mei 2024 11:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama BRI, Sunarso. Foto: Dok. BRI
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama BRI, Sunarso. Foto: Dok. BRI
ADVERTISEMENT
Pasca publikasi Laporan Keuangan Kuartal I Tahun 2024, harga saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terpantau mengalami koreksi signifikan. Mempertimbangkan respons pasar, BRI melakukan proses buyback saham BRI.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada tanggal 13 Maret 2023, BRI telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan buyback saham BRI maksimum sebesar Rp 1,5 triliun, yang prosesnya dilaksanakan dalam kurun waktu 18 bulan sejak disetujuinya buyback lewat RUPST.
Terkait hal tersebut, Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan pihaknya melakukan buyback untuk memberikan sinyal bahwa kondisi perseroan jauh lebih baik dibandingkan dengan yang dipersepsikan pasar.
Sementara itu, Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu R.K. menyampaikan bahwa fokus manajemen adalah memastikan perseroan dapat tumbuh dengan lebih baik dan lebih sehat dalam jangka panjang, meskipun itu memerlukan koreksi-koreksi kecil di perjalanan jangka pendek.
“Bagi long-term shareholders, penyempurnaan dan perbaikan yang kami lakukan saat ini, seharusnya memberikan benefit lebih tinggi,” kata Viviana.
ADVERTISEMENT

BRI Optimistis Terus Tumbuh Positif

Gedung BRI. Foto: Dok. BRI
Dari sisi kinerja, di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh tantangan, BRI mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif; hingga akhir Triwulan I 2024 BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba sebesar Rp 15,98 triiliun.
Hal tersebut diungkapkan Sunarso dalam Press Conference Kinerja Keuangan BRI Triwulan I 2024 di Jakarta, Kamis (25/04).
Hingga akhir Maret 2024, tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89 persen year on year (yoy).
Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25 persen diantaranya atau Rp 1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM.
Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan. Tercatat aset BRI mencapai sebesar Rp 1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11 persen yoy.
ADVERTISEMENT
“BRI meyakini pemberdayaan yang terus dilakukan perseroan kepada segmen UMKM memiliki impact terhadap daya tahan ekonomi nasional, mengingat UMKM berperan terhadap sekitar 97 persen job creation (penciptaan lapangan kerja) di Indonesia dan menyumbang PDB di kisaran 61 persen,” jelas Sunarso.
“Dengan pijakan kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2024 ini, BRI optimis dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip prudential banking, serta risk management yang baik di tengah dinamika kondisi perekonomian dan geopolitik global yang perlu dicermati. BRI akan lebih fokus merespon tantangan domestik, terutama melalui pemberdayaan UMKM,” pungkasnya.