Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Hashim: Orang Kaya Tetap Kaya Enggak Masalah, tapi yang Miskin Harus Terangkat
23 Oktober 2024 16:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo , menyebut Prabowo mengidolakan pemimpin partai komunis China, Deng Xiaoping. Xiaoping merupakan sosok yang pro pengusaha dan juga pro rakyat.
ADVERTISEMENT
Hashim menyampaikan, bukan suatu masalah ketika orang kaya tetap menjadi kaya. Asalkan orang miskin bisa ikut terangkat martabatnya.
"The point is, this is sangat perut rakyat, tapi juga tidak benturan dan bukan anti pengusaha. Itu yang penting. Dan dia bilang, orang kaya tetap kaya, enggak ada masalah. Tapi yang miskin kita harus angkat dari comberan, dari jurang, kita harus, mereka harus hidup bermartabat. They have to have dignified life," ujar Hashim di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (23/10).
Bahkan menurut Hashim, semakin rakyat sejahtera dan kantong pengusaha semakin tebal, hal ini justru akan berdampak positif. Ia meyakini bahwa Presiden Prabowo juga ingin kehidupan rakyat bermartabat.
"Pemerintahan baru mau berikan sebuah kehidupan yang bermartabat. Dengan kesehatan yang terjangkau, dengan pendidikan yang terjangkau, yang bagus. Dengan pangan yang cukup," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Prabowo dalam pidato perdananya usai dilantik sebagai Presiden ke-8 Indonesia, menegaskan akan mempercepat mengentaskan kemiskinan. Ia juga berharap rakyat Indonesia bebas dari kebodohan hingga penderitaan.
“Bangsa di mana rakyatnya merdeka rakyat harus bebas dari ketakutan bebas dari kemiskinan bebas dari kelaparan bebas dari kebodohan bebas dari penindasan bebas dari penderitaan” kata Prabowo dalam pidatonya usia dilantik sebagai Presiden Indonesia di Gedung DPR MPR RI, Jakarta, Minggu (20/10).
Menurut dia, selama masih ada masyarakat yang bekerja di usia senja, maka Indonesia belum mencapai kemerdekaan. Sebab, artinya rakyat belum menikmati kemerdekaan.
“Kita bisa wujudkan itu kalau kita bisa wujudkan keadaan di mana rakyat kita sungguh-sungguh merasa dan menikmati kemerdekaan baru boleh kita sungguh-sungguh puas dan bangga akan prestasi Indonesia,” terangnya.
ADVERTISEMENT