Hashim Wanti-wanti RI Jangan Sampai Seperti Pakistan, Bangkrut & Jadi Pasien IMF

3 Agustus 2024 14:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Hashim Djojohadikusumo  Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hashim Djojohadikusumo Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan Indonesia salah satu negara dengan penerimaan terendah di dunia, tidak jauh berbeda dengan Pakistan yang saat ini menjadi pasien International Monetary Fund (IMF).
ADVERTISEMENT
Hashim menuturkan, penerimaan negara termasuk pajak, bea cukai, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan sumber lainnya berada di posisi rendah di dunia. Padahal, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah.
"Negara yang besar yang lebih rendah dari kita namanya Pakistan, bangkrut. Mereka harus ke IMF bulan lalu. Indonesia termasuk yang rendah," ungkapnya saat Dialog Nasional Program Makanan Bergizi, Sabtu (3/8).
Hashim mengatakan, pemerintah memprediksi rasio penerimaan negara Indonesia tahun depan sebesar 12,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). Dia pun heran dengan angka tersebut yang masih lebih kecil dibandingkan negara lain di ASEAN.
Penduduk lokal mengantre untuk membeli tepung terigu dengan harga yang dikendalikan pemerintah di Islamabad, Pakistan, Selasa (10/1/2023). Foto: Aamir Qureshi/AFP
Adik Prabowo itu pun membandingkan penerimaan negara Indonesia dengan negara-negara tetangga yang jauh lebih besar, seperti Kamboja sebesar 18 persen dari PDB dan Vietnam bisa mencapai 23 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
"Indonesia 10 persen lebih di bawah Vietnam, Indonesia 5 persen di bawah Cambodia. Saya kira semua sepakat bahwa bangsa Indonesia tidak di bawah Cambodia dan Vietnam. Seharusnya pemerintah kita efisiensinya sama dengan Cambodia dan Vietnam," tegas Hashim.
Dengan begitu, Hashim memastikan pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka optimistis bisa menaikkan penerimaan negara, sampai menyamai Kamboja dan Vietnam dalam waktu yang tidak terlalu lama.
"Kalau kita sama dengan Cambodia, kita akan dapat 5 persen GDP kita lebih banyak setiap tahun. GDP kita tahun ini berkisar USD 1,5 triliun, bisa dihitung 5 persen dari USD 1,5 triliun, itu USD 75 miliar setiap tahun, kurang lebih Rp 1.200 triliun setiap tahun kalau kita sama dengan Cambodia," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Penerimaan negara yang besar tersebut, lanjut dia, bisa menopang implementasi program unggulan Prabowo, makan bergizi gratis. Program ini setiap harinya diberikan kepada 82 juta jiwa membutuhkan anggaran Rp 450 triliun setiap tahunnya.
"Berarti kalau kita sama dengan Cambodia besok kita bisa bayar seluruh anggaran, dan untuk lain-lain Rp 700 triliun masih tersisa. Ini angka, tidak bisa bohong. Ini angka dari Bank Dunia dan IMF," jelas Hashim.
Hashim juga berharap Indonesia bisa menyamai penerimaan negara Vietnam. Dengan 23 persen dari PDB, Indonesia bisa mendapatkan tambahan USD 150 miliar atau setara Rp 2.500 triliun setiap tahunnya.
"Masa bangsa Indonesia di bawah bangsa Vietnam. Vietnam bukan superior dan Indonesia inferior, sama kok, saya sering ketemu orang Vietnam, mereka juga tidak terlalu tinggi dibanding kita, banyak yang lebih pendek dari kita. Tapi bangsa Vietnam bisa 23 persen," pungkasnya.
ADVERTISEMENT