Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
HGBT Bakal Lanjut, Menteri ESDM Pastikan Pasokan Pipa Gas Aman
20 Juni 2024 15:32 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri ESDM Arifin Tasrif memastikan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT ) akan dilanjutkan tahun depan. Dia menilai pasokan gas pipa masih dalam kondisi yang aman.
ADVERTISEMENT
Arifin mengatakan, pasokan gas pipa bergantung pada infrastruktur pipa transmisi. Saat ini, pemerintah akan segera memulai pembangunan pipa Cirebon-Semarang Tahap II ruas Batang-Kandang Haur Timur dan pipa Dumai-Sei Mangkei.
Nantinya, pipa tersebut akan mengalirkan pasokan gas yang belum terserap industri dari lapangan khususnya di Jawa Timur, salah satunya Jambaran Tiung Biru (JTB) yang produksi maksimalnya mencapai 192 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Gas yang belum bisa tersalur dari JTB mencapai 100 MMSCFD. Dia berharap gas itu bisa segera terserap oleh industri melalui pipa Cisem. Dengan kebijakan HGBT, gas itu bisa dibeli dengan harga yang murah, USD 6 per MMBTU.
"Jadi memang yang sekarang ini gas pipa kan ada 100 MMSCFD dari tiung biru yang enggak bisa tersalur. Kalau misalnya USD 6, USD 600 ribu sehari. Nah, itu yang percepat ini Cisem 2," ujarnya saat ditemui di kantor Ditjen Migas, Kamis (20/6).
Arifin menegaskan, pembangunan pipa transmisi harus dibangun oleh pemerintah, sehingga biaya pengangkutan gasnya bisa murah bagi industri agar produknya bisa lebih bersaing di pasaran.
ADVERTISEMENT
"Bangun pipanya, dan pipanya dibangun harus infrastruktur sebaiknya oleh pemerintah dan kemudian juga ongkosnya, penugasan kan ongkosnya tinggi. Enggak jalan, karena juga kan kalau enggak ada kompetisi kan jadi noise," tuturnya.
Sementara terkait kepastian kelanjutan HGBT, Arifin memastikan pemerintah masih mempertahankan harganya di USD 6 per MMBTU. Namun, penerima manfaatnya masih dalam evaluasi.
Adapun kebijakan HGBT ini masih terbatas untuk tujuh sektor industri, yakni industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.
"Kita masih mempertahankan di 6 (dolar per MMBTU), masih seperti di aturan lama. Nanti dievaluasi dulu siapa yang mau. Kita upayakan tetap masih menarik buat industri," pungkas Arifin.
Sebelumnya, Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan keberlanjutan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) akan melihat kondisi produksi gas dalam negeri dan perkembangan harganya.
ADVERTISEMENT
Kurnia mengatakan pihaknya rutin mengevaluasi penerapan HGBT, apakah dilanjutkan tahun 2025 nanti. "Kita lihat produksinya seperti apa, harganya seperti apa. Nanti dievaluasi dulu," kata Kurnia saat ditemui di kantornya, Jumat (14/6).
Dalam kelanjutan HGBT ini Kementerian ESDM juga juga mempertimbangkan pasokan gas pipa yang disalurkan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dari hulu kepada industri.
Kurnia bilang, tidak ada isu berarti untuk pasokan ini. "Masih. Masih ada. Kita masih tersedia suplainya" kata Kurnia yang belum bisa memastikan berapa lama pasokan itu bertahan.