IHSG Diproyeksi Rawan Terkoreksi, Intip Rekomendasi Saham Hari Ini

6 Agustus 2024 6:44 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Layar menampilkan pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (14/12/2021). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melanjutkan tren pelemahan pada perdagangan Selasa (6/8). Pada perdagangan Senin (5/8), IHSG ditutup melemah 248,46 poin (3,40 persen) ke 7.059,65.
ADVERTISEMENT
Analis MNC Sekuritas melihat tren pelemahan IHSG didominasi oleh volume penjualan, dan level IHSG di 7,207 telah keluar dari fase konsolidasinya dan saat ini berada pada fase bearish.
"Saat ini, posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave [c] dari wave 2, sehingga IHSG masih rawan berlanjut terkoreksi ke 6,949-7,026," tulis analis MNC Sekuritas dalam risetnya Selasa (6/8).
Adapun rekomendasi saham-saham untuk diperhatikan sepanjang Selasa (6/8) meliputi BBRI, INDF, PGEO, dan SMGR.
Berbeda dengan analis MNC Sekuritas, analis Phintraco Sekuritas justru memandang IHSG berpotensi rebound pada Selasa (6/8).
"Kami masih melihat peluang technical rebound IHSG ke kisaran 7100-7120 di Selasa," tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya Selasa (6/8).
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (6/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sementara itu, Analis Phintraco Sekuritas melihat pelemahan IHSG pada Senin (5/8) karena dampak panic selling merespon isu-isu eksternal, seperti kekhawatiran resesi ekonomi AS setelah kenaikan tingkat pengangguran ke 4,3 persen pada Juli 2024.
ADVERTISEMENT
Lalu keputusan Bank of Japan (BoJ) untuk menaikan suku bunga acuan ke 0,25 persen yang memicu aksi sell-off pada saham-saham di Jepang pada Jumat (2/8) dan Senin (5/8). Kenaikan suku bunga acuan memicu penguatan signifikan nilai tukar Yen.
"Kondisi ini merugikan mayoritas emiten di Jepang yang berorientasi ekspor atau trading dan investor yang memanfaatkan stabilitas kebijakan moneter BoJ selama ini sebagai bagian dari strategi investasinya," tambah Phintraco Sekuritas.
Selain itu kekhawatiran eskalasi konflik geopolitik Timur Tengah yang dapat memicu full-scale war juga berkontribusi membuat IHSG ditutup di zona merah pada Senin (5/8).
Analis Phintraco Sekuritas melihat kondisi-kondisi tersebut menyebabkan kepanikan di pasar modal Indonesia yang terindikasi dari pelemahan IHSG yang sempat mencapai 4,2 persen di Sesi II tadi (5/8).
ADVERTISEMENT
"Padahal, data ekonomi domestik terbaru relatif solid. Realisasi pertumbuhan ekonomi berada di 5,05 persen yoy di kuartal II 2024, lebih tinggi dari ekspektasi di 5 persen yoy," jelas Phintraco Sekuritas.
Selain itu, eskalasi konflik sejauh ini justru memicu kenaikan harga batu bara yang relatif menguntungkan bagi Indonesia. Selama harga minyak masih berfluktuasi di kisaran USD 80 per barel, belum ada dampak negatif langsung ke Indonesia.
Saham-saham yang dapat diperhatikan sepanjang Selasa (6/8), fokus pada saham defensif, di antaranya MYOR, AMRT, MAPI, INDF dan KLBF.