Inalum Cetak Rekor Penjualan Aluminium 263.195 Ton, Tertinggi Sejak 2013

24 Desember 2024 8:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik peleburan aluminium. Foto: INALUM
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik peleburan aluminium. Foto: INALUM
ADVERTISEMENT
Anggota Grup BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), berhasil mencetak kinerja produksi dan penjualan sepanjang sejarah.
ADVERTISEMENT
Inalum mencapai All-Time High Achievement Supply Chain & Commercial Management 2024. Hal ini berkat penjualan aluminium tertinggi sebesar 263.195 metric ton (MT), yang merupakan rekor tertinggi sejak 2013 di level 260.651 MT. Inalum juga mampu meraih Quadrant 1 pada World-Class Smelter Cost Management dari Wood Mackenzie.
Selain itu, Inalum juga berhasil mencapai All-Time High Production dengan kinerja produksi mencapai 265.546 kiloton (kT), yang merupakan capaian tertinggi sejak 2014 sebesar 264.474 kT.
Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, menjelaskan pencapaian ini menjadi bukti nyata komitmen Grup MIND ID dalam mendukung swasembada aluminium Indonesia guna mampu menjadi penggerak hilirisasi dan industrialisasi dalam negeri.
"Kami tentunya sangat bersyukur dengan pencapaian ini dan kami akan terus konsisten untuk terus menjalankan seluruh inisiatif strategis yang telah direncanakan untuk mendukung sektor industri manufaktur menuju Indonesia Emas 2045," ujar Heri dalam keterangan resmi, Selasa (24/12).
ADVERTISEMENT
Ilustrasi MIND ID. Foto: Shutterstock
Heri menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, Inalum telah bertransformasi dari strategi production-driven menjadi market-driven. Hal ini memberikan kesempatan bagi Inalum untuk memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih mendalam terkait jenis aluminium dan jumlah kebutuhan mitranya.
Dengan market intelligence yang baik, Inalum didorong untuk semakin agresif dalam program peningkatan kapasitas produksi alumina dan aluminium.
Dari sisi cost leadership, Inalum juga telah berhasil menurunkan cash cost sebesar 13 persen, dari USD 1.935 per ton pada kuartal III 2023 menjadi USD 1.688 per ton pada kuartal III 2024.
Perseroan berhasil mengoptimalkan seluruh rantai pasok, mulai dari produksi energi, mesin produksi, hingga pengurangan limbah B3.
“Dengan program transformasi yang terus berjalan ini, kami optimis akan terus memberikan dampak positif pada pencapaian yang lebih baik lagi pada tahun-tahun berikutnya,” kata Heri.
ADVERTISEMENT