Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Proses pemuatan produk dan pengiriman dilakukan di Pelabuhan Inalum di Kuala Tanjung pada 28 dan 29 Maret 2024. “Momen ekspor ini merupakan langkah perusahaan dalam hal ekspansi pasar aluminium khususnya pasar global,” kata Corporate Secretary Inalum Mahyaruddin Ende dalam keterangannya pada Sabtu (30/3).
Berdasarkan hasil riset Wood Mackenzie pada September 2023 lalu menyebutkan dalam jangka menengah, diproyeksikan market balance aluminium di Indonesia akan mengalami surplus. Namun, untuk pasar aluminium di Asia masih mengalami defisit.
“Hal ini menjadi peluang bagi industri aluminium dalam negeri untuk dapat memperluas pangsa pasar di Kawasan Asia sekaligus menjadi potensi korporasi dalam melakukan ekspansi bisnis yang lebih besar,” imbuh Mahyaruddin.
Mahyaruddin menjelaskan, Inalum memproduksi aluminium ingot dengan kualitas premium. Ada beberapa kualitas yang diproduksi oleh Inalum, namun yang paling banyak diminati adalah 99,90 persen.
Aluminium Ingot yang diproduksi memiliki berat 22,7 kg per batang dengan dua tingkat kemurnian aluminium, 99,90 persen dan 99,70 persen. Kualitas Aluminium Ingot Inalum mengacu pada JIS h2102 (Virgin Aluminium Ingot) dan JIS H1305 (Metode Analisis Spektrokimia Emisi Optik untuk Aluminium dan Paduan Aluminium).
ADVERTISEMENT
Inalum memproduksi 4 jenis aluminium Ingot berdasarkan level kemurnian, meliputi S1-A (99,92 persen), S1-B (99,90 persen), S2 (99,85 persen), dan G1 (99,70 persen).
Aluminium Ingot pada umumnya memerlukan proses remelting agar dapat dibentuk menjadi berbagai produk akhir, seperti komponen otomotif, konstruksi bangunan, dan lain-lain. Inalum saat ini merupakan satu-satunya korporasi nasional yang bergerak dalam peleburan dan pengolahan aluminium.
“Inalum saat ini juga tengah fokus pada penyelesaian beberapa proyek-proyek strategis khususnya untuk meningkatkan kapasitas produksinya secara bertahap dan diharapkan bisa mencapai angka produksi hingga 900 ribu ton dalam 5 tahun ke depan,” tutup Mahyaruddin.