Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Indonesia peringkat keempat negara eksportir besi dan baja di dunia. Sebelumya ranking 17 sekarang 4. Jadi luar biasa," kata Zulhas dalam seminar Indonesian Society of Steel Construction (ISSC), di Hotel Bidakara Jakarta, (10/7)
Kemendag mencatat ekspor besi dan baja pada tahun 2023 mencapai USD 26,7 miliar, melesat 261,49 persen dari tahun 2019. Neraca perdagangan besi dan baja Indonesia pada tahun 2023 mencatat surplus USD 15,32 miliar.
Dalam lima tahun terakhir, konsumsi industri baja nasional hingga 2022 rata-rata sebesar 15,62 juta ton per tahun dan produksi dengan nilai rata-rata sebesar 12,46 juta ton per tahun. Sementara itu dari sisi ekspor, industri besi dan baja juga terus mengalami trend peningkatan dari USD 7,9 miliar pada tahun 2019 menjadi USD 28,5 miliar pada tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Untuk mendukung industri besi dan baja dalam negeri Kemendag melakukan pengawasan ketat terhadap impor, terutama impor baja ilegal yang masuk pasar domestik.
"Banyak yang saya sita, tiap dua minggu saya cek. Kemarin satu lapangan bola di Tangerang, impor enggak sesuai SNI, kita tertibkan untuk mendukung industri besi baja," kata Zulhas.
Kemendag juga menjalin banyak kerja sama perdagangan dengan negara-negara importir. Zulhas menginginkan agar industri besi baja nasional juga menyasar pasar-pasar ekspor baru.
"Pasar baru misalnya India, dia maju sekali. Asia Selatan juga pasar yang besar. India itu sedang bangun industri pertahanan laut, dia punya berapa kapal itu mungkin industri baja di sana enggak mencukupi, bisa kita ke sana," kata Zulhas.
ADVERTISEMENT