Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ini Biang Kerok Impor Pertanian Indonesia Tembus Rp 117 Triliun
18 Oktober 2024 7:44 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan, Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi mengatakan angka tersebut meningkat 5,24 persen jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2023. Dia pun membeberkan alasannya.
"Banyak sekali tantangannya, salah satunya lahan. Sementara lahan Indonesia kan luas ya. Hanya kan ini bagaimana menentukan lahan yang tepat yang memang lahannya bagus untuk pertanian sehingga bisa menghasilkan output yang membantu mencapai peningkatan pertumbuhan ekonomi 8 persen," kata Fajarini dalam acara Gambir Trade Talk di Jakarta, Kamis (17/10).
Fajarini merinci, impor produk pertanian sepanjang 2024 didominasi oleh biji gandum dengan nilai impor sebesar USD 1,93 miliar dengan pangsa 25,41 persen.
Selanjutnya, impor kedelai tercatat sebesar USD 1,01 miliar dengan pangsa 13,36 persen dan gandum senilai USD 636 juta dengan pangsa 8,39 persen. Diikuti oleh impor serat kapas sebesar USD 556 juta dengan pangsa 7,34 persen dan impor biji kakao senilai USD 532 juta dengan pangsa 7,02 persen.
ADVERTISEMENT
"Selama periode tahun 2019-2023 nilai impor pertanian rata-rata tumbuh 6,95 persen per tahun," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Fajarini membeberkan sejumlah tantangan perdagangan nasional dan global, meliputi gejolak harga pangan dan energi, di mana stabilitas harga, ketersedian pasokan, menjadi salah satu tantangan perdagangan.
"Perkembangan geopolitik global. Invasi Rusia ke Ukraina, konflik Israel dan Palestina, ketegangan di pasifik. Kemudian adanya gangguan logistik, distribusi dan rantai pasok. Selain itu isu lingkungan seperti meningkatnya pandemi dan endemi, serta ekonomi hijau," tuturnya.