Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Investasi Asing di RI Diprediksi Baru Moncer Usai Pemilu 2024
29 Januari 2024 14:36 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
PT Mandiri Sekuritas mengatakan momentum Pemilu biasanya akan memperlambat tren investasi asing (Foreign Direct Investment/FDI), sehingga baru akan moncer kembali setelah Pemilu rampung.
ADVERTISEMENT
Chief Economist Mandiri Sekuritas, Rangga Cipta, menyebutkan sepanjang tahun 2024 tren investasi di Indonesia cenderung membaik dibandingkan tahun lalu. Hal ini akan berpengaruh pada likuiditas dolar AS.
“Likuiditas dolar mungkin tidak akan sejelek itu di 2024, karena kita lihat dari sisi investasi itu mungkin akan ada improvement baik dari portofolio maupun FDI,” ujarnya saat Economic and Market Outlook 2024, Senin (29/1).
Rangga menjelaskan, tren investasi asing di kuartal-kuartal sebelum Pemilu biasanya kurang baik, setidaknya di empat kuartal sebelum berlangsungnya Pemilu di 14 Februari 2024 alias kuartal I 2024. Hal ini, kata Rangga, tercermin dari tahun Pemilu sebelumnya yaitu 2014 dan 2019. Dia memprediksi pola yang sama akan terjadi di tahun 2024.
ADVERTISEMENT
“Tetapi setelah kuartal Pemilu, itu biasanya FDI naik. Itu terjadi di 2014 dan 2019 dan saya pikir ini bisa terjadi juga di 2024,” lanjut Rangga.
“Ketika sudah ada kepastian mengenai siapa yang jadi presiden atau potensi siapa yang menjadi menteri, saya pikir FDI akan kembali naik karena appetite investor juga akan meningkat,” imbuh dia.
Terlebih, lanjut Rangga, saat ini terjadi fenomena relokasi investasi dari China menuju ASEAN karena perlambatan ekonomi yang terjadi di Negeri Tirai Bambu tersebut.
“Kita lihat dengan kepastian pemerintah yang baru dan ada reformasi yang berlangsung di Indonesia, saya pikir FDI bisa meningkat setelah pesta demokrasi,” ujar dia.
Adapun Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi sepanjang tahun 2023 lalu sebesar Rp 1.418,9 triliun, atau 101,3 persen dari yang ditargetkan Presiden Jokowi Rp 1.400 triliun.
ADVERTISEMENT
Capaian investasi ini tidak termasuk investasi di sektor hulu migas dan jasa keuangan. Realisasi sepanjang 2023 ini terdiri dari Rp 744 triliun atau 52,4 persen investasi dari luar negeri, dan Rp 674,9 triliun atau 47,6 persen investasi dari dalam negeri.
Neraca Dagang RI Turun
Terlepas dari efek positif peningkatan investasi, perekonomian Indonesia tahun ini menghadapi tantangan yang berat dari penurunan harga komoditas yang menjadi andalan ekspor.
”Ada perlambatan global dan harga komoditas akan turun, karena mayoritas 60 persen ekspor Indonesia adalah komoditas jadi agak susah menghindari dampak kepada neraca dagang,” jelas Rangga.
Rangga memprediksi neraca dagang Indonesia akan lebih rendah di 2024 dibandingkan 2023 dengan asumsi harga komoditas ekspor akan turun sementara harga minyak mentah global akan bertahan di USD 83 per barel.
ADVERTISEMENT
“Jadi secara umum kita melihat current account defisit itu sekitar 1,3 persen of GDP di 2024, dari kisaran 0-0,1 persen di 2023 defisitnya,” pungkas Rangga.