Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Irak Pangkas Pembakaran Gas Suar 20 Persen untuk Kurangi Impor di 2025
26 Desember 2024 16:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Gas flaring merupakan proses pembakaran gas alam yang tidak terpakai untuk produksi. Pada tahun ini utilisasi kilang gas alam di Irak sebesar 67 persen.
Termasuk di dalamnya merupakan proyek milik TotalEnergies SE, yang diperkirakan akan meningkatkan produksi gas alam hingga akhir tahun.
Mengutip Bloomberg Kamis (26/12), Deputi Kementerian Energi Ezzet Saber Ismael dalam wawancaranya di Baghdad menyatakan penurunan penggunaan pembakaran gas alam ini sebagai rencana jangka panjang hingga 2029.
Negara-negara di Timur Tengah bersama Russia, dan Amerika menjadi pelaku penggunaan gas flaring terbesar di dunia dengan membuang bahan bakar (gas alam) dibanding memanfaatkan sebagai kebutuhan industri seperti pembangkit.
"Irak terpaksa impor dari Iran yang telah mendapat sanksi regular dari Washington [AS]. Izin khusus untuk membebaskan sanksi [impor] hingga Juni [2025]," kata Ismael.
ADVERTISEMENT
Pembakaran gas (gas flaring) telah menjadi perhatian dunia mengenai infrastruktur yang kurang mumpuni mengakibatkan pembakaran perusahaan berlebih yang tentu saja berdampak buruk terhadap polusi udara.
Ismael menuturkan Irak telah mengurangi penggunaan pembakaran gas flaring ini menjadi 33 persen pada tahun ini atau menurun dibanding tahun 2021 sebesar 47 persen.
Bank Dunia melacak penggunaan pembakaran gas flair Irak tercatat stabil selama lima tahun belakangan ini sampai 2023, tetapi pemerintah Irak belum mencapai target yang seharusnya mengakhiri pembakaran pada tahun itu.
Pada tahun depan Irak akan menambah proyek yang akan membutuhkan produksi gas sebanyak 290 juta kubik per hari. Termasuk penggunaan 50 juta kubik dari kilang Artawi yang dimiliki TotalEnergies, dan akan meningkat hingga 300 juta kubik per hari pada tahun 2027.
ADVERTISEMENT
"Untuk proyek Artawi, investasi proyek gas sebesar USD 2 triliun siap pada tahun depan," katanya.
Anggota OPEC dengan produksi terbesar kedua ini berencana untuk membangun terminal impor Liquified Natural Gas (LNG) di pelabuhan Grand Faw yang terletak di bagian selatan untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri.
Pembangunan itu akan mengundang perusahaan asal AS untuk menyelesaikan pembangunan proyek. Terminal ini bakal menampung 300.000 meter kubik gas.
Saat ini Irak memproduksi 3.122 juta kubik gas per hari, sebagian dari produksi sebanyak 1.048 telah dibakar per 22 Desember 2024.