Jaring Peserta JMFW 2025, Kemendag dan Kemenparekraf Kolaborasi Keliling 4 Kota

27 Februari 2024 11:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendag Zulkifli Hasan meluncurkan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 di Jakarta, Jumat (23/6/2023). Foto: Kemendag RI
zoom-in-whitePerbesar
Mendag Zulkifli Hasan meluncurkan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024 di Jakarta, Jumat (23/6/2023). Foto: Kemendag RI
ADVERTISEMENT
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional kembali berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menggelar seminar dan kurasi di empat kota di Indonesia untuk menjaring calon peserta Road to Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025.
ADVERTISEMENT
Para peserta yang terseleksi akan mendapatkan fasilitas untuk mengikuti acara puncak Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 pada 9-12 Oktober 2024 di ICE-BSD, Tangerang. Kota Pekanbaru, Riau, menjadi lokasi pertama pelaksanaan kegiatan Seminar dan Kurasi "How to Identify Your Brand's DNA" yang digelar pada Senin, (26/2).
Acara juga akan digelar di Makassar, Sulawesi Selatan pada 20 Maret 2024; Solo, Jawa Tengah pada 24 April 2024; dan Bogor, Jawa Barat pada 3 Mei 2024. Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kemenparekraf, Yuke Sri Rahayu, menyampaikan bahwa potensi Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia harus dimaksimalkan.
“Posisi Indonesia sebagai salah satu pasar busana muslim terbesar saat ini serta tren peningkatan permintaan terhadap produk busana muslim sebagai efek meningkatnya populasi dunia menjadi potensi yang harus dimaksimalkan untuk merealisasikan visi Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia tahun 2024," jelas Yuke.
ADVERTISEMENT
Seminar kali ini juga menghadirkan tiga pembicara, yakni Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Fixy, yang memaparkan strategi penguatan UKM fesyen muslim; Akademisi dari BINUS International, Ratna Dewi Paramita, yang menjelaskan cara menentukan DNA brand yang sesuai tren permintaan konsumen; serta perwakilan Asia Pacific Rayon (APR), Asep Dadang Kusmiran, yang mengutarakan strategi pemilihan material tekstil yang tepat untuk mendukung identitas merek.
Yuke berharap, kegiatan seminar dan kurasi yang dilakukan di empat kota di Indonesia dapat membuahkan hasil dan mendapatkan calon peserta yang akan mengikuti proses inkubasi dan persiapan hajatan utama JMFW 2025 pada Oktober mendatang.

Potensi Produk Fashion Muslim Indonesia di Kancah Global

Model memperagakan busana muslim hasil karya sejumlah perancang di ajang Jakarta Muslim Fashion Week 2024 di Indonesia Convention Exibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, Kamis (19/10/2023). Foto: Muhammad Iqbal/Antara Foto
Menurut laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) pada 2023, 2 miliar penduduk muslim dunia menghabiskan sekitar USD 2,29 triliun di tahun 2022 untuk produk halal seperti makanan, obat-obatan, kosmetik, fesyen, travel, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, total pengeluaran konsumen muslim untuk fesyen, terutama pakaian dan alas kaki, tercatat sebesar USD 318 juta di tahun 2022, atau meningkat 8,4 persen dibanding tahun sebelumnya. Di tahun 2027, pengeluaran ini diprediksi meningkat sebesar 6,1 persen menjadi USD 428 juta.
Indonesia menduduki peringkat ke-3 dari 81 negara dengan ekonomi Islam terbesar di dunia menurut SGIE. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia berpotensi mendominasi tren permintaan fesyen muslim global tidak hanya sebagai pasar tetapi juga sebagai produsen.
Pesatnya pertumbuhan penduduk ini juga didukung oleh potensi kekayaan lokal, serta keahlian tinggi yang dimiliki oleh para pelaku industri. Hal tersebut diharapkan dapat mewujudkan realisasi dan visi Indonesia untuk menjadi kiblat fesyen muslim dunia di tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang lain, Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Merry Maryati, menyatakan bahwa JMFW hadir sebagai wadah bagi semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi, guna berkontribusi terhadap peningkatan industri fesyen modest nasional sesuai kapasitasnya masing-masing.
“JMFW bukan hanya sekadar sebuah pergelaran busana, tetapi merupakan ekosistem yang mengakomodasi kolaborasi berbagai pihak dari hulu hingga hilir dan saling berkaitan,” ungkap Merry.
Berbagai upaya promosi terpadu secara strategis dan konsisten dilakukan untuk mengukuhkan posisi Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia, salah satunya melalui penyelenggaraan JMFW. Tambah Merry, JMFW terselenggara atas inisiasi Kementerian Perdagangan, KADIN, dan Kementerian/Lembaga. Kolaborasi ini bertujuan mempromosikan produk modest fashion serta industri pendukung lainnya, seperti tekstil, kosmetik, perhiasan, aksesori, dan produk gaya hidup, sekaligus pameran dagang dan penjajakan bisnis antara pelaku usaha dan pembeli lokal dan internasional.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pada 2023 acara puncak JMFW yang dilaksanakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) City, Tangerang, Banten, dan diikuti lebih dari 214 desainer yang menampilkan lebih dari 1.000 koleksi. Ajang yang digelar secara back to back dengan Trade Expo Indonesia pada 19-21 Oktober 2023 tersebut ditutup dengan membukukan transaksi sebesar USD 20,1 juta atau setara dengan Rp 330 miliar.
Nilai tersebut naik dibanding gelaran tahun 2022 yang tercatat sebesar USD 13,2 juta atau setara Rp 260 miliar. Transaksi tersebut berasal dari buyer dalam negeri dan luar negeri di antaranya dari Malaysia, Thailand, Persatuan Emirat Arab, Prancis, Nigeria, Iran, India, Singapura, dan Korea Selatan.